LAPORAN PRAKTIKUM A1 PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA
Nama :
-
Amalia Eka Putri Pradini (11220960000003)
-
Cahayariana Tassa (11220960000005)
-
Kayla Nurhaliza (11220960000015)
-
Noviatul Azizah (11220960000019)
Kelas : Kimia A1
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PRINSIP PERCOBAAN
Setiap alat laboratorium kimia memiliki spesifikasi dan cara pemakaian yang berbeda, sehingga diperlukan pengenalan alat.
1.2. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui macam-macam alat-alat laboratorium
2. Mengetahui fungsi dan cara menggunakan alat-alat laboratorium kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur, sifat, dan perubahan suatu materi yang dialami secara alamiah maupun melalui eksperimen. Dalam ilmu kimia, setiap orang terus menerus melakukan percobaan, pengamatan, dan pengumpulan fakta karena ilmu kimia selain merupakan ilmu yang bersifat empiris tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat observasi. Sebagian besar ilmu kimia merupakan ilmu percobaan dan sebagian besar pengetahuannya diperoleh dari penelitian di laboratorium (Chang, 2005).
Kegiatan percobaan, pengamatan, dan pengumpulan fakta umumnya dilakukan dalam sebuah laboratorium dengan menggunakan peralatan yang sederhana hingga alat instrumen yang cukup rumit. Peralatan sederhana seperti alat-alat gelas menjadi fasilitas utama dalam mendukung terlaksananya kegiatan percobaan di dalam laboratorium. Sedangkan alat-alat instrumen lebih sering digunakan untuk karakteristik hasil yang diperoleh dari suatu percobaan yang dilakukan.
Selain pengetahuan tentang penggunaan alat, pengetahuan tentang bahan-bahan kimia juga diperlukan. Bahan kimia ada yang bersifat korosif, Volatile, mudah terbakar, dan lain sebagainya. Biasanya, pada kemasan bahan kimia ditempelkan lambang bahaya bahan kimia tersebut. Dengan adanya lambang tersebut memudahkan dalam penggunaannya dan penanganannya saat terjadi kecelakaan dalam kegiatan percobaan di laboratorium kimia
Setiap alat-alat gelas yang terdapat di dalam laboratorium kimia, memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan alat-alat tersebut sangat diperlukan agar sesuai dengan fungsinya serta meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja selama kegiatan praktikum.
Berikut merupakan beberapa contoh alat-alat yang terdapat di laboratorium kimia beserta fungsi penggunaannya.
1. Gelas ukur
Gelas ukur terbuat dari bahan kaca dan memiliki bermacam-macam ukuran (5 ml, 10 ml, 25 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, dan 1000 ml). Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cairan
2. Gelas piala (Beaker Glass)
Gelas piala terbuat dari bahan kaca. Gelas piala digunakan sebagai tempat menaruh larutan, melarutkan bahan kimia yang bersifat padat, dan dapat dipakai untuk memanaskan larutan zat zat kimia
3. Erlenmeyer
Erlenmeyer terbuat dari gelas atau kaca. Erlenmeyer digunakan untuk proses titrasi pada analisa kuantitatif suatu zat kimia
4. Kaca arloji
Kaca arloji terbuat dari gelas. Kaca arloji digunakan untuk menimbang zat pada fasa padatan.
5. Spatula
Spatula terbuat dari stainless. Spatula digunakan untuk mengambil zat kimia yang berupa padatan dari dalam wadah zat.
6. Batang pengaduk gelas
Batang pengaduk terbuat dari gelas atau kaca. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk campuran atau larutan zat-zat kimia pada saat melakukan reaksi kimia.
7. Timbangan analitik
Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan-bahan kimia padat atau cair (tidak digunakan untuk menimbang bahan kimia panas).
8. Tabung reaksi
Tabung reaksi terbuat dari gelas (kaca). Tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit (dapat digunakan untuk reaksi bersuhu rendah maupun tinggi).
9. Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu atau besi. Rak tabung reaksi digunakan untuk menyimpan tabung reaksi.
10. Pipet
Pipet terbuat dari gelas (kaca). Pipet digunakan untuk mengambil suatu zat kimia berupa cairan dalam volume tertentu. Terdapat 3 jenis pipet, yaitu:
• Pipet tetes = digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit (setetes demi setetes). Tidak memiliki skala volumetrik. Setiap 20 tetes larutan encer dari pipet tetes setara dengan volume larutan sebanyak 1 ml
• Pipet ukur = digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan memiliki skala volumetrik yang berbeda. Skala volumetrik pada pipet ukur umumnya 1 ml, 5 ml, 10 ml, dan 25 ml
• pipet gondok = digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai presisi yang tinggi. Pipet gondok umumnya terdapat dengan ukuran volume larutan 1 ml, 2 ml, 5 ml, 25 ml, dan 50 ml
11. Ball pipet
Ball pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah volume larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur.
12. Cawan porselen
Cawan porselen terbuat dari porselen (keramik). Cawan porselen digunakan sebagai wadah sampel pada pengujian analisis kadar abu yang menggunakan temperatur reaksi yang sangat tinggi yaitu 600°C.
13. Mortal dan Alu
Mortal dan Alu terbuat dari porselen. Mortal dan Alu digunakan untuk menghaluskan zat kimia atau sampel.
14. Plat tetes
Plat tetes terbuat dari porselen. Pada satu lempeng plat tetes terdapat 12 lubang yang digunakan sebagai wadah sampel zat kimia yang dianalisis.
15. Botol semprot
Botol semprot terbuat dari plastik. Botol pelarut digunakan sebagai tempat penyimpanan air atau pelarut dan mengeluarkan air atau pelarut dalam jumlah terbatas.
16. Buret
Buret terbuat dari kaca. Buret digunakan untuk kegiatan analisis kuantitatif dengan metode titrasi volumetrik. Volume titer yang terpakai dihitung dengan melihat angka pada skala buret.
17. Corong
Corong terbuat dari kaca. Corong digunakan untuk menyaring larutan dengan meletakkan kertas saring di atas permukaan corong, biasa dipakai pada saat memasukkan cairan ke dalam botol reagen atau labu ukur.
18. Kaki tiga
Penyangga dengan 3 kaki digunakan untuk menyokong alat gelas ketika dipanaskan.
19. Kawat kasa
Kawat kasa digunakan untuk mendistribusikan panas sehingga mencegah terjadinya retakan karena pemanasan langsung pada alat gelas.
20. Lemari asam
Lemari asam digunakan sebagai tempat untuk mereaksikan zat yang menghasilkan asap atau uap yang membahayakan kesehatan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat
Untuk melakukan berbagai percobaan maka alat yang dibutuhkan juga bervariasi. Pada pembacaan skala alat yang dibutuhkan gelas ukur, Erlenmeyer, dan gelas piala. Sedangkan untuk penimbangan dibutuhkan kaca arloji, timbangan analitik, dan spatula untuk mengambil bahan yang bersifat serbuk atau padatan. Kemudian untuk melakukan pengenceran alat yang dibutuhkan adalah gelas piala, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes dan pipet ukur.
3.2 Bahan
Dalam praktikum kali ini bahan yang kita perlukan hanya dua yaitu aquades dan gula pasir.
3.3 Prosedur Percobaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
-
Pembacaan skala
Alat | Volume |
Volume sisa pada gelas ukur |
Gelas ukur |
82 mL |
82 mL |
Erlenmeyer |
50 mL |
34 mL |
Gelas piala |
50 mL |
35 mL |
-
Penimbangan
Bahan |
Berat |
a |
35,21 gram |
b |
38,23 gram |
c |
b-a = 38,23 - 35,21 = 3,02 gram |
-
Pengenceran
M = gram sukrosaMr sukrosa1000V larutan
M larutan induk = 3,02 gram3421000100 mL
M larutan induk = 0,088 mol/L
V1M1 = V2M2
10 0,088 = 50 M2
M2 = 10 0,08850
M2 = 0,0176 mol/L
4.2 Pembahasan
-
Pembacaan Skala
Pada percobaan kali ini, dilakukan pembacaan skala pada gelas ukur, gelas piala, dan erlenmeyer. Bahan yang digunakan adalah aquades sebagai zat yang akan diukur skalanya. Pembacaan skala untuk larutan dilihat dari meniskusnya. Pada percobaan kali ini, karena larutan yang digunakan adalah aquades, dimana aquades memiliki sifat transparan, pembacaan skala dilihat dari meniskus bawahnya. Meniskus ini dilihat ketika mata sejajar dengan permukaan larutan. (Novia, 2015)
Pembacaan skala yang pertama dilakukan pada gelas ukur yang diisi dengan aquades sebanyak 82 mL. Lalu aquades pada gelas ukur dipindahkan ke dalam erlenmeyer sampai batas 50 mL. Aquades yang tersisa pada gelas ukur sejajar dengan garis 34 mL. Aquades pada erlenmeyer kemudian dikembalikan lagi ke gelas ukur tanpa ada yang terbuang. Hal yang sama dilakukan dengan gelas piala. Aquades pada gelas ukur dipindahkan ke gelas piala sampai batas 50 mL, volume aquades yang tersisa pada gelas ukur adalah 35 mL. Aquades kemudian dikembalikan ke gelas ukur seperti semula lagi.
Walaupun volume pada gelas piala dan erlenmeyer yang ditentukan sama, ternyata sisa aquades pada gelas ukur berbeda. Hal ini dapat dijadikan bukti bahwa meskipun terdapat garis skala pada badan alat, erlenmeyer dan gelas piala tidak dapat digunakan untuk pengukuran yang butuh ketelitian. Untuk pengukuran yang butuh ketelitian, dapat digunakan gelas ukur yang memiliki skala yang lebih teliti.
-
Penimbangan
Pada percobaan penimbangan, digunakan gula pasir sebagai bahan yang akan ditimbang, kaca arloji sebagai wadah saat penimbangan, dan spatula untuk pengambilan padatan gula pasir. Percobaan ini dilakukan dengan timbangan analitik pada laboratorium yang memiliki ketelitian tinggi.
Penimbangan pertama adalah kaca arloji kosong. Ditunjukkan angka 35,21 gram pada timbangan analitik yang kemudian data ini dituliskan sebagai “a”. Penimbangan kedua adalah gelas arloji yang telah diisi gula pasir sebanyak 3 sendok spatula. Sebelum dilakukan penimbangan kedua, angka pada timbangan analitik dipastikan sudah 0,00 agar data hasil penimbangan akurat. Skala yang ditunjukan pada saat penimbangan kedua adalah 38,23 gram yang kemudian dituliskan sebagai data “b”. Untuk dapat mengetahui massa dari gula pasir saja, dilakukan operasi pengurangan pada data yang telah didapatkan sebelumnya. Massa kaca arloji dan gula dikurangkan dengan massa kaca arloji kosong, sehingga didapatkan hasil 3,02 gram dari operasi pengurangan. Data ini dituliskan sebagai data “c”.
-
Pengenceran
Pada percobaan kali ini digunakan gelas piala, batang pengaduk, gelas ukur dan labu ukur 100 mL untuk pelarutan gula pasir menjadi larutan induk, yang kemudian akan diencerkan pada labu ukur 50 mL. Dalam pengenceran, zat pelarut ditambahkan ke dalam larutan sehingga kadar kepekatan atau konsentrasi menjadi berkurang. (Anugrah, 2020)
Kristal gula pasir yang telah ditimbang sebesar 3,02 gram dilarutkan dengan aquades hingga batas 100 mL, sehingga menjadi larutan induk dengan konsentrasi 0,088 M. Perhitungan konsentrasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus molaritas, dimana molaritas didefinisikan sebagai jumlah mol terlarut dalam setiap liter larutan. (Rangan, 2019)
Larutan induk yang telah dibuat kemudian diencerkan sebanyak 10 mL dengan aquades hingga batas 50 mL pada labu ukur yang sebelumnya telah diisi aquades 15 mL. Setelah dikocok hingga homogen, konsentrasi dari larutan berkurang. Hal ini dibuktikan pada data hasil dengan menggunakan rumus pengenceran. Konsentrasi larutan yang telah diencerkan adalah 0,0176 M, lebih kecil daripada larutan induk dengan konsentrasi 0,088 M.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini masing-masing memiliki nama, fungsi,serta cara penggunaan yang berbeda dan umumnya alat-alat tersebut terbuat dari kaca.
2. Alat-alat seperti pipet, kaca arloji, gelas ukur, batang pengaduk, gelas piala, sendok spatula, erlenmeyer, bulb pipet, dan botol semprot digunakan pada percobaan pembacaan skala, untuk tambahan bahannya seperti sukrosa digunakan pada percobaan penimbangan, dan pengenceran.
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, I. R. (2020). PENUNTUN PRAKTIKUM DARING KIMIA DASAR (Kode MK: TBO60005). Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Rangan, P. R., Irmawaty, R., Amiruddin, A. A., & Bakri, B.(2019) STUDI PEMANFAATAN ABU JERAMI, ABU TERBANG DAN TANAH LATERIT SEBAGAI MATERIAL GEOPOLYMER.
Novia, R. Y., & Hadi, L. (2015). Analisis Keterampilan Proses Sains melalui Self-assessment dan Peer-assessment di Kelas XI IPA SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(8).
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Nurhasni; Yusraini, Dis. (2022). Pedoman Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LAMPIRAN
No |
Nama |
Foto |
Kegunaan |
1 |
Botol Semprot |
|
Sebagai tempat penyimpanan aquades, mengeluarkan cairan dalam jumlah terbatas, dan membersihkan dinding bejana dari sisa endapan |
2 |
Labu Ukur |
|
Untuk pembuatan larutan standar dan untuk pengenceran dengan volume yang tepat |
3 |
Pipet Ukur |
|
Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan memiliki ukuran yang berbeda |
4 |
Erlenmeyer |
|
Untuk zat yang akan dititrasi dan memanaskan larutan |
5 |
Bulb |
|
Sebagai pasangan dari pipet yang digunakan untuk mengambil dan mengeluarkan larutan |
6 |
Beaker Glass/Gelas Piala |
|
Tempat melarutkan bahan kimia padat, pemanasan larutan, menguapkan solven dan untuk memekatkan |
7 |
Gelas Ukur |
|
Untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cairan |
8 |
Gelas Arloji |
|
Untuk menimbang zat yang berbentuk kristal, dapat digunakan untuk menutup bejana lain dan untuk menguapkan suatu cairan |
9 |
Oven |
|
Sebagai pemanas |
10 |
Lemari Asam |
|
Sebagai tempat saat mereaksikan zat, pemanasan, dan pekerjaan lain yang menghasilkan uap atau asap berbahaya |
11 |
Pipet Gondok |
|
Untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan mempunyai presisi yang tinggi |
12 |
Tabung reaksi dan Rak |
|
Sebagai tempat mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Rak digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi |
13 |
Cawan Petri |
|
Sebagai wadah saat melakukan penimbangan sampel |
14 |
Corong |
|
Digunakan saat ingin memasukkan cairan kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit |
15 |
Mortar dan Alu |
|
Digunakan untuk menghaluskan sampel |
16 |
Timbangan Analitik |
|
Untuk menimbang bahan kimia padat atau cair, namun tidak untuk bahan kimia panas |
17 |
Buret |
|
Digunakan untuk melakukan titrasi |
18 |
Plat Tetes |
|
Sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah kecil, dapat melihat perubahan warna |
19 |
Magnetic Stirrer |
|
Untuk pengadukan campuran zat kimia |
20 |
Sendok Spatula |
|
Untuk mengambil bahan kimia padatan pada saat penimbangan |
LAMPIRAN
Pembacaan Skala |
Penimbangan |
||
|
|
|
|
Pengenceran |
|||
|
|
LAMPIRAN
EVALUASI POST PRAKTIKUM
-
Gambarkan dan jelaskan fungsi dari alat yang digunakan pada kegiatan pembacaan skala, penimbangan dan pengenceran larutan!
-
Gelas ukur digunakan untuk pengukuran volume cairan atau larutan
-
Gelas beaker digunakan untuk pelarutan bahan kimia
-
Erlenmeyer digunakan untuk titrasi atau pemanasan larutan
-
Labu ukur digunakan untuk pembuatan larutan
-
Pipet tetes digunakan untuk pengambilan larutan
-
Pipet ukur digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
-
Batang pengaduk digunakan pada saat pengadukan dan pelarutan zat padat
-
Bulb digunakan untuk pengambilan cairan pada pipet
-
Timbangan analitik digunakan untuk menimbang bahan atau alat
-
Kaca arloji digunakan untuk wadah saat menimbang zat kristal
-
Jelaskan perbedaan dalam pembacaan skala volume untuk sampel larutan bening dan larutan berwarna!
Pembacaan skala dilakukan dengan melihat meniskusnya. Larutan bening dibaca dengan melihat meniskus bawah, sedangkan larutan berwarna pekat dibaca pada meniskus atasnya.
-
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengenceran dan bagaimana karakter larutan hasil pengenceran dengan larutan induknya!
Secara definisi, pengenceran adalah proses penurunan konsentrasi zat terlarut dalam suatu larutan. Karakteristik larutan hasil pengenceran memiliki kemiripan dengan larutan induknya.
MSDS
Nama bahan kimia : Aquades
Sifat fisika : Titik didih 100°C, titik lebur 0°C
Sifat kimia : pH 7, tidak dapat terbakar
Bahaya : Tidak berbahaya
Penanganan : Tidak ada penanganan khusus
Nama bahan kimia : Sukrosa
Sifat fisika : Titik lebur 186°C
Sifat kimia : pH 6 pada 100 g/l 20°
Bahaya : Tidak berbahaya
Penanganan : Tidak ada penanganan khusus
Komentar
Posting Komentar