LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA A2 MATERI DAN PERUBAHANNYA

 

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA

(SIFAT FISIKA DAN KIMIA UNSUR DAN SENYAWA)

 

 



Tanggal percobaaan : 23 Oktober 2022

Kelompok                  : 02

Kelas                           : 1A2

Nama Anggota          : 1. Eka Noviani Safitri

                                          (11220960000008)

                                      2. Hasna Nur’Azizah

                                          (11220960000010)

                                      3. Iman Zidni

                                          (11220960000012)

 

 

 

 

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

     2022

 

BAB I

PENDAHULUAN 

1.1  Prinsip Percobaan

Pada percobaan praktikum kali ini kita akan mengamati materi dan perubahannya. Pada dasarnya, perubahan materi akan melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri. Perubahan sifat ini dapat melibatkan perubahan pada sifat fisika maupun sifat kimianya. Perubahan pada sifat kimia suatu materi selalu melibatkan perubahan pada sifat fisikanya juga. Sifat fisika dan sifat kimia terdiri dari 2 golongan yaitu homogen dan heterogen. homogen memiliki sifat fisika dan kimia yang tetap dan tidak berpengaruh terhadap banyaknya variabel yang diamati. Heterogen memiliki sifat yang labil dan cenderung dapat berubah. Sifat fisika merupakan sifat yang dapat diukur atau diamati apabila zat mengalami perubahan komposisi saat berlangsungnya reaksi kimia.

 

1.2  Tujuan Percobaan                          

1. Mahasiswa mampu membedakan sifat fisik dari unsur logam dan unsur non logam.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat fisik dari senyawa-senyawa yang digunakan dan faktor yang mempengaruhi perbedaan sifat fisik dari senyawa tersebut.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan sifat kimia dan faktor yang mempengaruhinya dari suatu unsur dan senyawa.

4. Mahasiswa mampu menentukan apakah suatu zat mengalami perubahan físika atau perubahan kimia dan mampu menjelaskan ciri-ciri dari kedua perubahan tersebut

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu cara yang digunakan dalam menggolongkan materi adalah berdasarkan sifat-sifat físika atau kimianya. Sifat-sifat dapat dibagi atas dua golongan; serba sama (homogen) dan serbaneka (heterogen). Materi serba sama mempunyai sifat físika dan kimia yang tetap tanpa memandang banyak zat yang diukur. Materi serbaneka (heterogen) tidak mempunyai sifat-sifat yang tetap. Bila gula dan garam dicampur dapat terlihat serbasama. Tetapi campuran tersebut berupa serbaneka karena masing-masingnya mempunyai sifat-sifat físika dan kimia yang sangat berbeda. (Nurhasni dan Yusraini, 2022)

Sifat-sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan komposisi, dimana harus berlangsung reaksi kimia. Besi berkarat, kayu terbakar, hidrogen meledak, dan uranium meluruh secara radioaktif merupakan contoh-contoh perubahan kimia. Perubahan kimia selalu diikuti oleh perubahan energi. Perubahan kimia diamati seperti pembentukan gas, pembentukan senyawa sulit larut, perubahan warna, dan perubahan suhu. Pencampuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana dalam penggabungan ini zat cair tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing. (Chang, 2005)

Reaksi kimia dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat ataupun secara lambat. Beberapa reaksi kimia dilakukan secara spontan pada suhu dan tekanan normal pada saat terjadi kontak antar reaktan. Sedangkan beberapa reaksi kimia lainnya hanya dapat terjadi jika mendapat energi eksternal  seperti panas, cahaya, listrik (Sulastri dan Rahmayani, 2017)

Perubahan kimia disebut reaksi kimia, digambarkan dalam persamaan kimia. Zat yang mengalami perubahan yaitu reaktan , ditulis pada sisi kiri dan zat yang terbentuk yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda panah. Persamaan kimia harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa. Jumlah atom setiap jenis unsur dalam reaktan dan produk harus sama (Chang, 2005)

Titik didih merupakan suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan external yang dialami oleh cairan. Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent).

Ciri-ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya :

1.       Reaksi yang disertai terbentuknya gas.

2.       Reaksi yang disertai perubahan warna.

3.       Reaksi yang disertai perubahan suhu.

4.       Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan.

 

BAB III

METODE PERCOBAAN 

3.1. Alat

        Alat yang digunakan untuk percobaan ini yaitu Gelas piala 600 ml, gelas piala 250 ml, termometer, tabung reaksi diameter 2 cm, cawan arloji, tabung reaksi, rak tabung reaksi, batu didih, hotplate, bunsen, penjepit tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur 10 ml, dan gelas piala 100 ml.

3.2. Bahan

    Bahan yang digunakan untuk percobaan ini yaitu Botol-botol kecil berisi serbuk aluminium, magnesium, belerang, karbon, dan seng, Metil alkohol CH₃OH, cairan sampel (aseton), Naftalen, Sukrosa (C₁₂H₂₂O₁₁), serbuk Belerang, kawat tembaga (Cu), padatan Kalium dikromat (K₂Cr₂O₇), larutan Natrium karbonat (Na₂CO₃) 0,5 M, larutan Natrium sulfat (Na₂SO₄) 0,1 M, larutan Asam klorida encer (HCl) 6 M, larutan Natrium nitrat (NaNO₃) 0,1 M, larutan Timbal (II) Nitrat (Pb(NO₃)₂) 0,1 M, larutan Kalium iodida (KI) 0,1 M, metanol, heksana, dan aquades. 

3.3 Metode Percobaan






BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 

 D. TABEL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan 

No.

Kegiatan

Pengamatan

Foto

Mempelajari Sifat – sifat fisika dan kimia

1

Pengamatan sifat-sifat fisik unsur

 

 

 

a. Alumunium

Keadaan fisik = Pada

Warna =  abu-abu muda

Bau = tidak ada bau

Termasuk logam

 


 

b. Magnesium

Keadaan = padat serbuk kasar

Warna = putih keperakan

Bau = tidak ada bau

Termasuk logam

 

 

c. Seng

Keadaan = padat serbuk

Warna = abu-abu

Bau = tidak ada bau

Termasuk logam

 


 

d. Karbon

Keadaan = padat serbuk,

Warna = hitam

Bau = tidak bau  

Termasuk non logam

 



 

e. Belerang

Keadaan = padat serbuk 

Warna = kuning pucat

Bau = seperti telur busuk

Termasuk non logam

 


2

Titik Didih

 

 

 

a.       Metanol

Titik didihnya 68 derajat C

  


 

b.      Aseton

Titik didihnya 57 derajat C

  


3

Kelarutan

 

 

 

a. Air dan sukrosa

Air dan sukrosa larut, keduanya senyawa polar

  


 

b. Air dan naftalen

Air dan naftalen tidak larut, air senyawa polar naftalen senyawa non polar. Pada reaksi tersebut air berada di bawah sedangkan naftalen diatas.

  


 

c.     Air dan Belerang

Air dan belerang tidak larut. Air senyawa polar belerang senyawa non polar. Pada reaksi tersebut belerang di dasar tabung dan diatas air

  


4

Pencampuran

 

 

 

e.    Air dan Metanol

Air dan metanol dapat bercampur karena metanol merupakan senyawa turunan dari alkohol. Alkohol memiliki gugus -OH, sehingga dapat bercampur dengan air yang sifatnya juga polar. Methanol sendiri juga memiliki tingkat kepolaran yang tinggi karena rantai karbonnya pendek.

  


 

f.     Air dan Heksana

Air dan heksana tidak bercampur karena adanya perbandingan tertentu suatu campuran yang tidak dapat membentuk larutan yaitu air bersifat polar sedangkan heksana bersifat non polar

  


Mempelajari Perubahan Fisika dan Kimia

1

Pemanasan unsur

 

 

 

a. Cu(s) + O2

Ini termasuk perubahan kimia. Perubahan warna dari merah keemasan menjadi hitam saat terbakaran. Zat yang terkandung sudah berbeda.

Persamaannya:

2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)

 

  


 

b. Naftalen(s) + O2

Termasuk dalam perubahan fisika,  es menjadi cair setelah di didihkan di diamkan sebentar lalu diangkat dan di bawah kaca arloji mengeluarkan kristal

  


2

Pemanasan senyawa

 

 

 

Mentega + O2

Termasuk dalam perubahan fisika karena dari wujud ke wujud cair.

  


 

H2O(s) + O2

Es batu dipanaskan mengalami perubahan fisika karena terjadi perubahan wujud dari padat menjadi cair.

  


3

Reaksi larutan

 

 

 

a. Na2CO3(aq) + HCl(aq)

Berdasarkan hasil pengamatan, larutan Natrium karbonat direaksikan dengan asam klorida menghasilkan buih dan tidak berwarna. Termasuk perubahan kimia.

Persamaannya:

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)

 

 

  


 

b.  Na2SO4(aq) + HCl(aq)

Berdasarkan hasil pengamatan, larutan Natrium sulfat direaksikan dengan asam klorida tidak menghasilkan buih dan juga tidak berwarna. Termasuk perubahan kimia.

Persamaannya:

Na2SO4(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2SO4(aq)

 

  


 

c. Pb(NO3)2(aq) + KI(aq)

Berdasarkan hasil pengamatan, timbal nitrat direaksikan dengan kalium iodida mengalami perubahan kimia karena terjadinya perubahan warna dari bening menjadi warna kuning dan ada endapan setelah ditambahkan larutan kalium iodida.

Persamaanya:

Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → 2KNO3(aq) + PbI2(s)

  


 

d. NaNO3(aq) + KI(aq)

Berdasarkan hasil pengamatan, larutan natrium nitrat yang direaksikan dengan larutan kalium iodide menghasilkan buih tetapi tidak mengalami perubahan warna.

Persamaannya:

NaNO3(aq) + KI(aq) → KNO3(aq) + NaI(aq)

 

  


 

 4.2 Pembahasan

4.2.1 Mempelajari Sifat-sifat Fisika dan Kimia

1) Pengamatan Sifat-sifat Fisika dan Kimia

Pada percobaan kali ini, kami melakukan 5 percobaan. Hasil yang didapat pun yaitu, yang termasuk logam Aluminium, Seng, dan Magnesium. Lalu yang termasuk non logam Karbon dan Belerang. Untuk keadaan fisik dapat dilihat di tabel.

2) Titik Didih

Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan luar (Chang, 2005). Dalam percobaan titik didih, kami memakai dua bahan yaitu, Metanol dan Aseton. Pada penentuan titik didih ini hal yang harus diperhatikan adalah ketika memasukkan termometer ke dalam tabung reaksi sampai 1 cm diatas permukaan cairan, ketika sudah ada kondensat air yang jatuh dari termometer catat suhunya. Pada percobaan ini kami berhasil menentukan titik didih metanol 68oC dan untuk aseton 57oC. Dapat kita lihat titik didih ini berbeda dengan ketentuan titik didih biasanya, dimana untuk metanol 64,7oC dan aseton 56,2-56,7oC. Hal ini dapat terjadi karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi titik didihnya seperti saat proses pemanasan, tekanan, dan banyaknya zat yang dipergunakan.

Lalu mengapa titik didih antara metanol dan aseton berbeda? Hal ini terjadi karena semakin sulit diputus ikatannya semakin tinggi titik didihnya. Ikatan rantai yang sulit diputus sendiri adalah -OH dan -CH. Selain itu panjang ikatan juga mempengaruhi titik didih.

3) Kelarutan

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat yang biasa berupa padatan, cairan, maupun gas. Mudahnya pelarutan zat terlarut dalam pelarut dipengaruhi oleh gaya-gaya antar molekul. Energi dan peningkatan ketidakteraturan yang dihasilkan bila molekul zat terlarut dan molekul pelarut bercampur membentuk larutan merupakan faktor pendorong terjadinya proses pelarutan (Chang, 2005).

a)      Air dan Sukrosa

Sukrosa (C12H22O11) merupakan senyawa organik yang termasuk ke golongan karbohidrat, berbentuk padat dan tidak memiliki bau. Pada praktikum membuat larutan, air dan sukrosa menjadi larutan homogen. Hal ini dikarenakan keduanya adalah senyawa polar.

b)      Air dan Naftalen

Pada percobaan kedua, air dan naftalen tidak larut bersama. Hal ini dikarenakan air senyawa polar sedangkan naftalen senyawa non polar. Sesuai prinsip ‘like dissolve like’ senyawa polar akan larut dengan senyawa polar, begitupun sebaliknya. Pada reaksi tersebut air berada di bawah atau di dasar tabung. Sedangkan naftalen di atas air.

c)      Air dan Belerang

Belerang merupakan unsur non logam yang berbentuk padatan dan memiliki bau. Pada percobaan ketiga, air dan belerang tidak dapat larut karena air bersifat polar sedangkan belerang bersifat non polar.

4) Pencampuran

Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan (Prasetyo, dkk. 2020).

a)      Air dan Metanol

Pada praktikum pembuatan campuran, air dan metanol dapat bercampur. Karena metanol merupakan senyawa turunan dari alkohol. Alkohol sendiri memiliki sifat polar, sehingga dapat bercampur dengan air yang sifatnya juga polar. Metanol juga memiliki tingkat kepolaran yang tinggi karena rantai karbonnya pendek.

b)      Air dan Heksana

Heksana merupakan senyawa hidrokarbon alkana yang berbentuk cair dan memiliki bau seperti bensin. Pada praktikum pembuatan pencampuran, air dan heksana tidak dapat bercampur karena adanya perubahan (perbandingan) tertentu suatu campuran yang tidak dapat membentuk larutan karena air bersifat polar sedangkan heksana bersifat non polar.  

4.2.2 Mempelajari Perubahan Fisika dan Kimia

1) Pemanasan Unsur

a)      Cu(s) + O2(g)

Percobaan ini adalah tembaga yang dibakar. Percobaan ini termasuk perubahan kimia. Hal ini dikarenakan zat yang terkandung sudah berbeda karena dibakar. Begitu pula dengan warnanya yang mulanya merah keemasan menjadi hitam. Dengan adanya perubahan warna berarti terbentuk zat baru. Maka dari itu ini termasuk percobaan kimia. Berikut persamaannya:

2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)

b)      Naftalen(s)  + O2(g)

Percobaan ini termasuk kedalam perubahan fisika. Hal ini dikarenakan es menjadi cair setelah didihkan lalu didiamkan sebentar dan diangkat. Lalu di bawah kaca arloji mengeluarkan Kristal. Ini termasuk perubahan wujud yang berarti perubahan fisika. 

2) Pemanasan Senyawa

a)      Mentega(s) + O2(g)

Percobaan ini termasuk perubahan fisika. Hal ini dikarenakan mentega yang semulanya padat saat dipanaskan menjadi cair. Ini membuktikan bahwa percobaan ini fisika karena hanya berubah wujud saja. 

b)      H2O(s)  + O2(g)

Percobaan ini termasuk kedalam perubahan fisika. Hal ini dikarenakan es batu yang awalnya padat dipanaskan menjadi cair. Ini membuktikan bahwa dalam percobaan ini hanya wujudnya saja yang berubah. Tidak terbentuk zat baru. Maka dari itu, ini adalah percobaan fisika.

3) Reaksi Larutan

a)      Na2CO3(aq) + HCl(aq)

Berdasarkan hasil pengamatan, saat Na2CO3(aq) direaksikan dengan HCl(aq) terdapat buih atau gelembung dan tidak berwarna. Gelembung tersebut adalah CO2. Ini termasuk perubahan kimia karena menghasilkan zat baru. Berikut persamaan reaksinya:

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)

b)      Na2SO4(aq) + HCl(aq)

Pada percobaan ini, saat Na2SO4(aq) direaksikan dengan HCl(aq) tidak menghasilkan buih dan tidak menghasilkan warna pula (bening). Ini termasuk ke dalam perubahan kimia. Karena pencampuran larutan ini menghasilkan zat atau senyawa larutan yang baru. Berikut persamaan reaksinya:

Na2SO4(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2SO4(aq)

c)      Pb(NO3)2(aq) + KI(aq)

Ketika larutan timbal nitrat direaksikan dengan kalium iodida, larutan membentuk endapan berwarna kuning. Perubahan tersebut termasuk kedalam perubahan sifat kimia. Reaksi ini disebut dengan reaksi hujan emas, mendemonstrasikan formasi endapan solid. Kedua senyawa mulanya terpisah dalam larutan air. Ini termasuk perubahan kimia karena menghasilkan zat baru. Berikut persamaan reaksinya:

Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → 2KNO3(aq) + PbI2(s)

d)      NaNO3(aq) + KI(aq)

Ketika larutan NaNO3(aq)  direaksikan dengan KI(aq), larutan tersebut akan menghasilkan sedikit buih tetapi tidak mengalami perubahan warna. Ini termasuk ke dalam perubahan kimia. Karena pencampuran larutan ini menghasilkan zat atau senyawa larutan yang baru. Berikut persamaan reaksinya:

NaNO3(aq) + KI(aq) → KNO3(aq) + NaI(aq)

 

4.3 Evaluasi Post Praktikum

1. Jelaskan apa itu sifat fisika dan sifat kimia serta apa yang mempengaruhinya!

Sifat fisika adalah sifat yang dapat terlihat wujudnya atau fisiknya. Dapat diamati tanpa mengalami perubahan komposisi serta zat tanpa mengubah zat-zat penyusunnya. Sedangkan sifat kimia adalah sifat yang diamati melalui perubahan komposisinya, sifatnya yang berhubungan dengan pembuatan zat baru. Yang mempengaruhi sifat fisika adalah, suhu, pemanasan, dan sifat fisika itu sendiri. Yang mempengaruhi sifat kimia:

·         Proses pembakaran, contohnya kayu yang dibakar

·         Proses peragian, contohnya perubahan susu menjadi keju

·         Proses kerusakan, contohnya pembakaran besi

·         Proses biologis, contohnya tumbuhan yang berfotosintesis

·         Proses pertumbuhan, contohnya tumbuhnya seorang bayi menjadi dewasa

2.. Jelaskan apa itu perubahan fisika dan perubahan kimia dan apa saja yang mempengaruhinya!

Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada fisik zat tersebut dan tidak menghasilkan jenis zat baru. Yang mempengaruhinya adalah perubahan wujud, pelarutan, suhu. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi pada komposisi suatu zat yang kemudian menghasilkan zat baru. Yang mempengaruhinya adalah perubahan warna, temperatur atau suhu, pembakaran.

3. Bagaimana cara membedakan perubahan fisika dan perubahan kimia pada suatu zat!

Cara membedakannya:

·         Perubahan Fisika:

a)      Tidak menghasilkan zat baru

b)      Dapat kembali seperti sebelumnya

c)      Tidak terjadi reaksi kimia

·         Perubahan Kimia:

a)      Menghasilkan zat baru

b)      Tidak dapat kembali seperti sebelumnya

c)      Terjadi reaksi kimia, seperti berubah warna

 

 BAB V 
KESIMPULAN 

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu:

1. Sifat fisik dari unsur logam, diantaranya mengkilap, dan dapat ditempa. Sedangkan sifat fisik dari non logam adalah kebalikannya yaitu kusam, tidak ulet, serta mudah rapuh.

2. Sifat fisika adalah sifat yang dapat terlihat wujudnya atau fisiknya. Dapat diamati tanpa mengalami perubahan komposisi serta zat tanpa mengubah zat-zat penyusunnya. Faktor yang mempengaruhinya suhu, pemanasan, dan sifat fisika itu sendiri.

3. Sifat kimia adalah sifat yang diamati melalui perubahan komposisinya, sifatnya yang berhubungan dengan pembuatan zat baru. Faktor yang mempengaruhinya pembakaran, peragian, kerusakan, biologis, proses pertumbuhan.

4. Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada fisik zat tersebut dan tidak menghasilkan jenis zat baru. Ciri-cirinya, tidak menghasilkan zat baru, dapat kembali seperti sebelumnya, tidak terjadi reaksi kimia. Perubahan kimia adalah perubahan yang terjadi pada komposisi suatu zat yang kemudian menghasilkan zat baru. Ciri-cirinya, menghasilkan zat baru, tidak dapat kembali seperti sebelumnya, terjadi reaksi kimia, seperti berubah warna, kelarutan, daya hantar listrik, dan lain-lain.


                                           DAFTAR PUSTAKA 

Nurhasni, dan Yusraini DIS. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar. Jakarta : LMC UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran IPA Bab IV Zat dan Karakteristiknya. Jakarta : Direktorat Jendral Guru dan Ketenagakerjaan Pendidikan.

Sukoardjo. 1989. Kimia Fisika. Yogyakarta: Bina Aksara

Sulastri. dan Ratu Fazlia Rahmayani. 2017. Buku Ajar- Kimia Dasar 1. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.

Wibowo, A. M. 2013. Peningkatan Pemahaman Konsep Perubahan Materi Melalui Perbaikan Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 5(2), 49-62.

Prasetyo, B. H. dkk. 2020. Pengaruh Jumlah Sudu Pengaduk Terhadap Pola Pencampuran dan Konsumsi Daya Listrik pada Mixer Vertikal, 5(1), 1.

Abidin, K. 2014. Titik Leleh dan Titik Didih. Diakses dari https://www.academia.edu/12224899/TITIK_LELEH_DAN_TITIK_DIDIH



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1 PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA A1 MATERI DAN PERUBAHANNYA

LAPORAN PRAKTIKUM A1 KIMIA DASAR REAKSI PEMBATAS