LAPORAN PRAKTIKUM A2 REAKSI PEMBATAS


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PRAKTIKUM 5: REAKSI PEMBATAS

 



  
 

                                   Kelas               : 1A2

Kelompok      : 1 (Satu)

·       Aditya Muhammad Fakhri

·       Aquilla Annasya

·       Chantika Anindhi

Tanggal          : 10 Oktober 2022

Dosen              : Nurul Amilia, M.Si


Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

       2022


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Prinsip Percobaan

Dalam suatu reaksi kimia terdapat hubungan yang kuat antara pereaksi dan produk yang nantinya akan dihasilkan. Reaksi tersebut biasanya menghasilkan endapan yang dipengaruhi oleh pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih. Dua hal tersebut merupakan bagian dari stoikiometri yang prinsipnya dapat diterapkan. 

1.2. Tujuan Percobaan


1. Menentukan reaktan pembatas dari suatu reaksi kimia pembatas.
2. Memprediksi hubungan antara tinggi endapan yang terbentuk dengan banyaknya produk yang dihasilkan
3. Menghitung endapan yang terbentuk berdasarkan prinsip stoikiometri (hasil teoritis)
4. Menentukan persen yield dari endapan yang terbentuk.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul – molekul zat – zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan Kembali dari atom – atom tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan lain, timbul zat kimia baru dan yang lama hilang, tetapi atom – atomnya tetap sama. (Harijono : 103)

Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat yang beraksi dan yang dihasilkan pada suaru reaksi. Jumlah pereaksi yang direaksikan akan mempengaruhi jumlah produk yang diperoleh. Dalam reaksi kimia terdpaat 2 jenis pereaksi yaitu reaksi pembatas dan pereaksi berlebih. Sesuai namanya, pereaksi pembatas adalah zat (pereaksi) yang membatasi jumlah produk yang dihasilkan pada suatu reaksi, dikarenakan zar tersebut telah habis terlebih dahulu ketika zat yang lain masih tersedia. Atau sederhananya adalah pereaksu yang habis terlebih dahulu. (Nurhasni : 2022)

Pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah mol setiap pereaksi masing – masing dengan koefisien reaksinya. Penentuan pereaksi pemabatas dapat dilakukan hanya ketika persamaan reaski kimia sudah berada dalam keadaan setara. Setelah pereaksi pembatas ditentukan, perhitungan selanjutnya untuk menentukan jumlah produk yang dihasilkan, mol pereaksi pembatas digunakan sebagai pembanding. Penetuan pereaksi pembatas ini sangat penting untuk tujuan efisiensi dari pengunaan pereaksi pada suatu reaksi kimia tertentu. (Dr. Yusraini : 2022)

Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah,salah satunya dengan metode JOB atau metode variasi kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan Pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah - ubah, namun molar totalnya sama. Sifat Fisika tentunya (massa, Volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan Perubahannya digunakan Untuk meramal stoikrometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisika terhadap kuantitas Pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi - pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah Pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukon dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran. (Sutrisno. 1986 : 247)

Karena tujuan reaksi adalah menghasilkan kuantitas maksimum senyawa yang berguna dari sejumlah tertentu material awal. Seringkali suatu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk menjamin bahwa reaktan yang lebih mahal seluruhnya diubah menjadi produk yang diinginkan. Konsekuensinya, berapa reaktan akan tersisa pada akhir reaksi. Reaktan yang pertama habis digunakan pada reaksi kimia disebut pereaski pembatas, karena jumlah maksimum produk yang terbentuk tergantung pada beberapa banyak jumlah awal dari reaktan ini. Jika reaktan ini telah digunakan semua, tidak adalagi produk yang dapat terbentuk. (Chang, 2003)

Zat – zat pereaksu yang dicampurkan sering kali tidak dalam jumlah yang ekivalen, artinya perbandingan mol tidak sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya. Apabila terjadi hal seperti itu, maka salah satu pereaksi akan habis terlebih dahulu, sementara pereaksi lainnya bersisa. Jumlah hasil reaksi akan bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu, artinya zat pereaksi yang habis bereaksi akan membatasi hasil reaksi disebut reaksi pembatas (Sudarmo, 2003)

BAB III 

METODE PERCOBAAN 

 3.1. Alat

   Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu 6 buah tabung reaksi, sebuah rak tabung reaksi, 6 buah pipet tetes,dan sebuah gelas ukur 10ml.

3.2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu larutan Na2CO3 (Natrium karbonat) 1M, larutan Na2CO3 (Natrium karbonat) 0,5 M, larutan CaCl2 (kalsium klorida) 1M, larutan CaCl2 (kalsium karbonat)  0,5M,larutan CaCl2 (kalsium karbonat) 0,05 M, larutan CaCl2 (kalsium karbonat) 0,01M

3.3. Prosedur Kerja













BAB IV 

HASIL DAN PEMBAHASAN

No.

Na2CO3 (M)

CaCl2 (M)

Tinggi endapan (cm)

Mol Na2CO3

Mol CaCl2

Mol Produk

Massa CaCO3 (gr)

2NaCl

CaCO3

1.

1

1

1

-

-

0,01

0,005

0,5

2.

1

0,5

0,7

0,0025

-

0,005

0,0025

0,25

3.

0,5

0,5

0,4

-

-

0,005

0,0025

0,25

4.

0,5

1

0,4

-

0,0025

0,005 0,0025

0,25

5.

0,5

0,1

0,3

0,0025

-

0,001

0,0005

0,05

6.

0,5

0,05

0,2

0,0025

-

0,0005

0,00025

0,025







    Tabel 1. Hasil percobaan reaksi pembatas.

Pada percobaan pertama dimasukkan Na₂CO3 1M dan CaCl2 1M masing-masing Sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Pada proses ini dilakukan pengocokan menggunakan vortex. Setelah itu, campuran didiamkan selama 30 menit. Reaksi kimanya dapat dituliskan sebagai berikut : Na₂CO3 + CaCl2 à NaCl + CaCO3.  Beradasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, setelah didiamkan, terbentuk endapan putih setinggi 1 cm dari campuran tersebut. Endapan tersebut adalah CaCO3 sebanyak 0,005 mol, sementara pada produk dihasilkan 0,01  mol 2 NaCl yang larut dalam reaksi (artinya pada 1 NaCl sebanyak 0,005 mol). Hasilnya, kedua reaktan habis bereaksi dan tidak terdapat reaksi pembatas. Massa produk CaCO3 yang terbentuk dari hasil perhitungan yaitu 0,5 gram. Karena kedua reaktan nya habis, reaksi ini disebut reaksi stoikiometri.

Percobaan kedua, yaitu dimasukkan Na₂CO3 1M dan CaCl2 0,5 M masing-masing sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah dikocok dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit, terlihat terbentuk endapan putih setinggi 0,7 cm dari campuran tersebut. Endapan yang terbentuk adalah CaCO3 sebesar 0,0025  mol dan produk 2NaCl sebanyak 0,005  mol (artinya pada 1 NaCl sebanyak 0,0025 mol). Hasilnya, kedua reaktan tidak habis bereaksi, terdapat pereaksi berlebih dari Na₂CO3 sebanyak 0,0025 mol. Pereaksi pembatasnya yaitu CaCl2 0,0025 mol karena habis di sisa hasil reaksi pada perhitungan m r s. Massa produk CaCO3 yang terbentuk dari hasil perhitungan yaitu 0,25 gram. Karena hanya salah satu reaktan yang habis dan yang lainnya masih bersisa, reaksi ini disebut reaksi non-stoikiometri.

Percobaan ketiga, yaitu dimasukkan Na₂CO3 0,5 M dan CaCl2 0,5 M masing-masing sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah dikocok dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit, terlihat terbentuk endapan putih CaCO3 0,0025 mol dan produk 2NaCl sebanyak  0,005  mol (artinya pada 1 NaCl sebanyak 0,0025 mol) Hasilnya kedua reaktan habis bereaksi dan tidak ada pereaksi berlebih yang terbentuk. Massa endapan (produk) CaCO3 yang terbentuk dari hasil perhitungan yaitu 0,25 gram. Karena kedua reaktan nya habis, reaksi ini disebut reaksi stoikiometri.

Percobaan keempat, yaitu dimasukkan Na₂CO3 0,5 M dan CaCl2 1 M masing-masing sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah dikocok dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit, terlihat terbentuk endapan putih CaCO3 0,0025 mol dan produk 2NaCl sebanyak 0,005  mol (artinya pada 1 NaCl sebanyak 0,0025 mol). Hasilnya kedua reaktan tidak habis bereaksi, terdapat pereaksi berlebih dari CaCl2sebanyak 0,0025 mol. Di sini, pereaksi pembatasnya yaitu Na₂CO3 sebesar 0,0025 mol karena habis pada sisa hasil reaksi pada perhitungan m r s. Massa endapan yang terbentuk dari hasil perhitungan yaitu 0,25 gram. Karena hanya salah satu reaktan yang habis dan yang lainnya masih bersisa, reaksi ini disebut reaksi non-stoikiometri.

Percobaan kelima, yaitu dimasukkan Na₂CO3 0,5 M dan CaCl2 0,1 M masing-masing sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah dikocok dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit, terlihat terbentuk endapan putih CaCO3  0,005  mol dan produk 2NaCl sebanyak 0,001 mol (artinya pada 1 NaCl sebanyak 0,005  mol). Hasilnya, kedua reaktan tidak habis bereaksi, terdapat pereaksi berlebih dari Na₂CO3 sebanyak 0,002  mol. Di sini, reaksi pembatasnya adalah CaCl2 karena habis pada sisa hasil reaksi pada perhitungan m r s. Massa endapan (produk) CaCO3 yang terbentuk dari hasil perhitungan yaitu 0,05 gram. Karena hanya salah satureaktan yang habis dan yang lainnya masih bersisa, reaksi ini disebut reaksi non-stoikiometri.

Percobaan keenam, yaitu dimasukkan Na₂CO3 0,5 M dan CaCl2 0,05 M masing-masing sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah dikocok dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit, terlihat terbentuk endapan putih CaCO3  0,0025 mol dan produk 2NaCl sebanyak 0,005   mol (artinya pada 1 NaCl sebanyak 0,0025 mol). Hasilnya, kedua reaktan tidak habis bereaksi, terdapat pereaksi berlebih dari Na₂CO3 sebanyak 0,00225  mol. Di sini, reaksi pembatasnya adalah CaCl2 karena habis pada sisa hasil reaksi pada perhitungan m r s. Massa endapan (produk) CaCO3 yang terbentuk dari hasil perhitungan yaitu 0,025 gram. Karena hanya salah satu reaktan yang habis dan yang lainnya masih bersisa, reaksi ini disebut reaksi non-stoikiometri.

Berdasarkan praktikum ini, terlihat bahwa perbedaan konsentrasi suatu zat atau larutan dapat mempengaruhi banyaknya produk yang terbentuk. Dari hasil sisa reaksi ini dapat kita tentukan reaksi pembatasnya, yaitu zat yang habis terlebih dahulu. Dari percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa dua zat yang memilki konsentrasi yang sama itu tidak memiliki reaksi pembatas. Contoh pada praktikum ini yaitu pada tabung 1 dan tabung 3. Selain itu juga tidak terdapat zat berlebih dari sisa hasil reaksinya. Hal ini disebabkan karena keduanya telah habis bereaksi. Sementara itu, dua zat yang memiliki konsentrasi berbeda dapat ditemukan reaksi pembatasnya, yaitu zat yang pada sisa hasil reaksinya bernilai nol (habis) saat zat lainnya masih berlebih. Hal ini ditunjukkan pada tabung no 2, 4, 5 dan 6.

Pada percobaan ini dapat ditemukan hubungan tinggi endapan dengan banyaknya produk yang dihasilkan, maka massa nya pun semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari tinggi endapan tabung ke-1 sampai tabung ke-6 yang semakin mengecil. Maka massa yang dihasilkan dari tabung ke-1 sampai tabung ke-6 juga makin mengecil.


BAB V

KESIMPULAN 

Berdasarkan hasil Percobaan,analisis serta serta pembahasan,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  • Pereaksi pembatas merupakan pereaksi yang benar-benar habis digunakan selama reaksi kimia. Pereaksi yang berlebih adalah reaktan yang tidak sepenuhnya habis digunakan selama reaksi kimia, ada beberapa dari reaktan yang tersisa setelah reaksi.
  • Pada percobaan ini semakin kecil konsentrasi pelarutnya,Semakin kecil massa endapannya. Tinggi endapan dan molnya pun semakin kecil.
  • Cara menentukan reaksi pembatas :

        - Setarakan persamaan reaksi kimia yang terjadi

        - Ditentukan jumlah mol masing-masing pereaksi dari massa pereaksi

        - Membandingkan jumlah mol dengan koefisien reaksinya

        - Menentukan pereaksi pembatas, yaitu zat yang hasil bagi antara jumlah mol dengan koefisien reaksi paling kecil.

        - menghitung senyawa yang ditanyakan dengan menentukan jumlah molnya berdasarkan perbandingan koefisien reaksi dengan pereaksi pembatas.

        - Untuk menghitung massa endapan dapat menggunakan rumus 

           m=mol endapan x Mr endapan

  •  Untuk menentuuan persen yield dari endapan yang terbentuk, dapat menggunakan      rumus :

            % hasil = hasil Sebenarnya  x 100%

                  hasil teoritis


DAFTAR PUSTAKA

    Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

    Oxtoby, David W. 2001. (Alih bahasa : Suminar Setrati Achmad). Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I. Edisi ke 4. Jakarta : Erlangga

    Nurhasi, Yusnairini.2022, Pedoman Praktikum Kimia Dasar 1. Jakarta

    Anugrah, Rinta Dwi. 2017. Azas Teknik Kimia, Makalah

    Rizqiyanti, Dewi. 2013. Kimia Organik Stoikiometri Reaksi. Makalah

    Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara

    Rizqiyati, Dewi. 2013. Laporan Praktikum Kimia Anorganik Stoikiometri Reaksi. Makalah

    Harahap, Aminudin. 2011. Makalah Stoikoimetri. Makalah

    Nurhayati, Siti. 2010. Cerdas Kimia. Erlangga : Jakarta. 

    Yusuf. 2011. Stoikiometri. Gramedia : Jakarta

    

EVALUASI POST PRAKTIKUM

1. Hasil Pengamatan

No.

Na2CO(M)

CaCl2 (M)

Tinggi endapan (cm)

Mol Na2CO3

Mol CaCl2

Mol Produk

Massa CaCO(gr)

2NaCl

CaCO3

1.

1

1

1

-

-

0,01

0,005

0,5

2.

1

0,5

0,7

0,0025

-

0,005

0,0025

0,25

3.

0,5

0,5

0,4

-

-

0,005

0,0025

0,25

4.

0,5

1

0,4

-

0,0025

0,0050,0025

0,25

5.

0,5

0,1

0,3

0,0025

-

0,001

0,0005

0,05

6.

0,5

0,05

0,2

0,0025

-

0,0005

0,00025

0,025








2. Tuliskan reaksi yang terjadi serta persamaan reaksi ionnya 

Jawaban :

Reaksi yang terjadi:
Na2Co3(aq) + CaCl2(aq) -----> CaCO3(s) + 2NaCl (aq)
Persamaan reaksi ion:
2Na^+ + CO3^2- + 2Cl^- -----> CaCO3(s) + 2Na^+ + 2Cl^-
CO3^2-(aq) + Ca^2+(aq) -----> CaCO3 (s)

3.  Untuk menghasilkan 1 mol produk berapa mol Na2CO3 dan CaCl2 yang diperlukan.

Jawaban :

Na2CO3 + CaCl2 -----> CaCO3 + 2NaCl
Dari persamaan reaksi kimianya dapat diketahui bahwa koefisien Na2CO3 dan CaCl2 setaara dengan koefisien CaCO3 sehingga jumlah mol nya adalah setara. Sehingga untuk membentuk 1 mol CaCO3 (produk) diperlukan 1 mol Na2CO3 dan 1 m CaCl2. Hal ini dapat dibuktikan dalam metode mrs, yaitu:
      Na2CO3 + CaCl2 -----> CaCO3 + 2NaCl
m:       1                 1                    --               --
r:         1                 1                    1            2(1)
s:        --                 --                    1             2
Dari hasil metode mrs, jika mol Na2CO3 dan CaCl2 jumlahnha adalah 1, maka mol produk (CaCO3) juga akan berjumlah 1 mol.

4. Berapa massa endapan yang dihasilkan pada tabung ketiga baik secara teoritik maupun secara eksperimen.

Jawaban: 
a. Secara teoritik

m CaCO3     =        n CaCO3.Mr

                     =        2,5.10-3mol.100gr/mol

                     =        0,25gr

Jadi, secara teoritik massa endapan yanng dihasilkan pada tabung ketiga adalah sebanyak 0,25 gram.

b. Secara eksperimen
Dapat diukur menggunakan penggaris atau mistar dan hasil tinggi endapan pada CaCO3 ditabung ketiga adalah 0,6

5. Hitung persen yield dari endapan pada tabung ketiga tersebut!

Jawaban :

• massa endapan pada tabung ketiga (hasil teoretis) = 0,25 gram
• massa endapan pada tabung ketiga secara eksperimen (hasil sebenarnya) = Tidak diketahui
=> rumus ℅ yield:
℅hasil = hasil sebenarnya/hasil teoretis×100℅
Berdasarkan rumus perhitungan persen yield di atas, persen yield dari endapan pada tabung ketiga tidak dapat dihitung karena hanya diketahui massa endapan secara teoretis (hasil teoretis) saja. Sedangkan, secara eksperimen (hasil sebenarnya) massa endapan tidak diketahui karena tidak dilakukan penimbangan massa endapan saat percobaan dilaksanakan.


LAMPIRAN


A. PERHITUNGAN

1.  Na₂CO3         +         CaCl2        à        2NaCl         +         CaCO3

m       0,005 mol     0,005 mol                -                        -  

r        0,005 mol      0,005 mol        0,01 mol            0,005 mol

-------------------------------------------------------------------------

s                -                                    -                       0,01 mol            0,005 mol  

Na₂CO3           = m . V

                          = 1  .  0,005 mol = 0,005 mol

CaCl2                = m . V

                          = 1 . 0,005 mol = 0,005 mol

Massa CaCo3     = n . Mr

                          = 0,005 mol . 100

                          = 0,5 gram

2.     Na₂CO3         +         CaCl2        à         2NaCl         +         CaCO3

m       0,005 mol        0,0025 mol               -                           -

r       0,0025 mol     0,0025 mol          0,005 mol        0,0025 mol 

----------------------------------------------------------------------------

s        0,0025 mol             -                    0,005 mol        0,0025 mol 

Na₂CO3           = m . V

                          = 1  .  0,005 mol = 0,005 mol

CaCl2                = m . V

                          = 0,5 . 0,005 mol = 0,0025 mol

Massa CaCo3     = n . Mr

                          = 0,0025 mol . 100

                          = 0,25 gram


3.    Na₂CO3         +         CaCl2        à        2NaCl         +         CaCO3

m       0,0025 mol        0,0025 mol           -                          -

r         0,0025 mol        0,0025 mol        0,005 mol        0,0025 mol

----------------------------------------------------------------------------

s                    -                                        -                        0,005 mol     0,0025 mol

Na₂CO3           = m . V

                          = 0,5  .  0,005 mol = 0,0025 mol

CaCl2                = m . V

                          = 0,5  .  0,005 mol = 0,0025 mol

Massa CaCo3     = n . Mr

                          = 0,0025 mol . 100

                          = 0, 25 gram


4.    Na₂CO3         +         CaCl2        à         2NaCl         +         CaCO3

m       0,0025 mol        0,005 mol             -                          -

r         0,0025 mol        0,0025 mol        0,005 mol       0,0025 mol

----------------------------------------------------------------------------

s                    -                           0,0025 mol         0,005 mol       0,0025 mol

Na₂CO3           = m . V

                          = 0,5  .  0,005 mol = 0,0025 mol

CaCl2                = m . V

                          = 1  .  0,005 mol = 0,005 mol

Massa CaCo3     = n . Mr

                          = 0,005 mol . 100

                          = 0,5 gram


5.    Na₂CO3         +         CaCl2        à         2NaCl         +         CaCO3

m      0,0025 mol        0,005 mol               -                         - 

r        0,0005 mol      0,0005 mol      0,001 mol         0,0005 mol

----------------------------------------------------------------------------

s         0,002 mol                -                  0,001 mol.        0,0005 mol

Na₂CO3           = m . V

                          = 0,5  .  0,005 mol = 0,0025 mol

CaCl2                = m . V

                          = 0,1  .  0,005 mol = 0,0005 mol

Massa CaCo3     = n . Mr

                          = 0,0005 mol . 100

                          = 0,05 gram

6.    Na₂CO3         +         CaCl2        à         2NaCl         +         CaCO3

m     0,0025 mol        0,00025 mol             -                         - 

r      0,00025 mol       0,00025 mol      0,0005 mol        0,00025 mol

----------------------------------------------------------------------------

s       0,00225  mol                 -                  0,0005 mol       0,00025 mol

Na₂CO3           = m . V

                          = 0,5  .  0,005 mol = 0,0025 mol

CaCl2                = m . V

                          = 0,05  .  0,005 mol = 0,00025 mol

Massa CaCo3     = n . Mr

                          = 0,0005 mol . 100

                          = 0,05 gram


LAMPIRAN

                                                            FOTO PERCOBAAN                                                             


Material Safety Data Sheet (MSDS)

1.      Natrium karbonat (Na2CO3)


Sifat fisika dan Kimia :

Keadaan Fisik : Bubuk

Penampilan : putih

Bau : tidak berbau

pH : Tidak tersedia.

Tekanan Uap : Tidak tersedia.

Kepadatan Uap : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.

Viskositas : Tidak tersedia.

Titik didih : 1600 derajat C pada 760 mmHg

Titik Leleh : 851 derajat C

Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.

Kelarutan : 22 g/100mL (20 °C)

Gravitasi / Kepadatan Spesifik : 2.53

Berat Molekul : 105,99

 

Identifikasi Bahaya :

Mata: Menyebabkan iritasi mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata).

Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit.

Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Mungkin berbahaya jika tertelan.

Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.

Kronis: Efek reproduksi yang merugikan telah dilaporkan pada hewan.

 

Penanganan :

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.


2.      Kalsium klorida (CaCl2)


Sifat Fisika dan Kimia :

Keadaan Fisik : Padat

Penampilan : putih

Bau : tidak berbau

Titik didih : 1600 derajat C @ 760 mmHg

Titik pembekuan/lebur :782 derajat C

Kelarutan : Larut.

Berat jenis : 2.1500 g/cm3

Rumus Molekul : CaCl2

Berat Molekul : 110.99

 

Bahaya :

Mata : Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi parah, dan kemungkinan luka bakar pada mata

Kulit : Kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan kemungkinan luka bakar, terutama jika kulit basah atau lembab.

Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan yang parah dengan mual, muntah dan kemungkinan luka bakar. Dapat menyebabkan gangguan jantung. Dalam kasus yang sangat parah, kejang,pernapasan cepat, detak jantung lambat, atau kematian dapat terjadi.

Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan rasa sakit, luka bakar, dan peradangan.

Kronis: Efek mungkin tertunda.

Penanganan :

Mata : Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit : Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Jika korban sadar dan waspada, berikan 2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis.

Terhirup: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1 PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA A1 MATERI DAN PERUBAHANNYA

LAPORAN PRAKTIKUM A1 KIMIA DASAR REAKSI PEMBATAS