LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1: KESETIMBANGAN KIMIA


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1

KESETIMBANGAN KIMIA: PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAN VOLUME TERHADAP BESI TIOSIANAT



 

Nama:  Sasya Adhalya Fajra (11220960000023)

            Sherliane Vanesa Azzahra (11220960000027)

            Dinna Anggraini (11220960000031)

Kelas : Kimia A1 (kelompok 3)

 

 

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022







BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini menggunakan Asas Le Chatelier yaitu jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.

 

1.2. Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengatasi perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia

2. Mahasiswa mampu mengamati perubahan volume terhadap kesetimbangan kimia. 




BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Pergeseran kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah atau konsentrasi zat, volume atau tekanan sistem dan suhu. Bila jumlah zat dikiri pereaksi diperbesar, maka kesetimbangan bergeser ke kanan, begitu pula sebaliknya. Fenomena pergeseran diamati dengan adanya perubahan warna antara pereaksi dengan warna hasil reaksi. Semakin kelam warna hasil reaksi, maka dikatakan reaksi mengalami pergeseran ke kanan, begitu pula sebaliknya (Nurhasni, et al., 2022).

Kekelaman warna dipengaruhi antara lain oleh konsentrasi dan tinggi larutan. Bila tinggi larutan sama, kekelaman sebanding dengan konsentrasi. Untuk mengamati kekelaman warna dapat diamati dengan alat kalorimeter visual atau dengan spektrofotometer. Perbedaan kedua alat ini salah satunya adalah detektor yang digunakan. Pada kalorimeter detektornya adalah mata, sedangkan pada spektrofotometer detektor yang digunakan adalah peralatan elektronik.

Dalam keadaan kesetimbangan, konsentrasi masing-maisng komponen sistem ini berubah terhadap waktu. Jika besi (III) klorida dicampur dengan Kalium Tiosianat, maka akan terbentuk kesetimbangan dengan reaksi:

 

Fe3+(aq) + 6SCN2(aq) → Fe(SCN)62+

 

Terjadinya reaksi dapat diamati dengan perubahan warna yang terjadi. Begitu juga dengan pergeseran kesetimbangan dapat diamati dengan melalui perubahan warna dan kekelamannya.

Pada reaksi kesetimbangan diatas, dengan menambahkan salah satu pereaksi menyebabkan warna larutan bertambah merah, hal ini menunjukkan bahwa Fe(SCN)62+ bertambah berarti kesetimbangan bergeser ke kanan. Dan sebaliknya jika kekelaman warna kuning  meningkat berarti Fe3+ atau SCN bertambah atau reaksi bergeser ke kiri.

Untuk membandingkan kekelaman warna larutan kita akan menggunakan cahaya, dengan analisis berdasarkan perbandingan warna dan kecerahan. Suatu sumber sinar berada dibawah tabung dan tinggi warna diamati dari atas tabung. Karena tinggi atau tebal larutan sama, kekelaman sebanding dengan konsentrasinya.

            Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan yang stabil yaitu konsentrasi dan reaksi sama. Cepat atau lambatnya reaksi kesetimbangan tergantung dari laju reaksi, semakin besar laju reaksi maka semakin cepat reaksi tersebut. Kesetimbangan kimia terjadi pada sistem tertutup, sedangkan di alam hampir semua terjadi dalam sistem terbuka (Purwoko, 2006).






BAB III

METODE PERCOBAAN

 

3.1. Alat

            Gelas piala 100 mL, gelas ukur 25 mL, gelas ukur 10 mL, pipet tetes, rak tabung, tabung reaksi.

3.2. Bahan

            KSCN 1 M, FeCl3 1 M, NaOH 1 M, Aquadest.

3.3. Prosedur Kerja 



DATA PENGAMATAN





BAB IV

PEMBAHASAN

 

Pada praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, mengamati perubahan konsentrasi dan volume terhadap kesetimbangan kimia. Kesetimbang suatu reaksi kimia tercapai ketika laju reaksi ke kanan dan kiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah (Dewi, 2009). Pada kesetimbangan kimia menggunakan aturan asas Le Chatelier, dimana asas ini menyatakan bahwa “jika suatu tekanan eksternal diberikan kepada suatu sistem yang setimbang, sistem ini akan menyesuaikan diri sedemikian rupa untuk mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang kembali" (Hidayati, 2012).

Pada percobaan pertama dibuat larutan dengan mereaksikan KSCN 1M dengan FeCl3 1M yang ditambahkan air sebanyak 25 mL. Pencampuran reaktan ini menghasilkan larutan berwarna merah bata. Kemudian bagi pencampuran larutan diatas kedalam 5 tabung sebanyak 5 mL. pada tabung pertama berfungsi sebagai pembanding, sehingga tidak ada pergeseran kesetimbangan yang terjadi. Reaksi yang terjadi :

Fe3+(aq) + 6SCN-(aq) → Fe(SCN)62+(aq)

Pada tabung kedua, larutan pembanding ditambahkan 1 tetes larutan KSCN 1M. pencampuran ini menyebabkan larutan menghasilkan warna merah yang lebih gelap atau pekat. Jika dibandingkan dengan tabung pertama, tabung kedua lebih pekat. Hal ini disebabkan karena terjadinya pergeseran kesetimbangan ke arah produk (kanan), ini membuktikan adanya pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan Kimia, dimana warna menjadi lebih pekat maka konsentrasi pereaksi bertambah.

Pada tabung ketiga, larutan pembanding ditambahkan 1 tetes larutan FeCl3 1M. pencampuran ini menyebabkan larutan menghasilkan warna merah gelap. Jika dibandingkan dengan tabung pertama tabung ketiga lebih pekat. Hal ini disebabkan karena penambahan FeCl3, yang menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk. Reaksi yang terjadi:

 

3FeCl3(aq) +  KSCN(aq) → 3KCl(aq) + Fe(SCN)3(aq)

 

Pada tabung keempat, larutan pembanding ditambahkan 1 tetes larutan NaOH 1M. Pencampuran ini menyebabkan larutan menghasilkan warna kuning jika dibandingkan dengan tabung pertama, tabung keempat ini warna semakin pudar. Hal ini disebabkan karena konsentrasi pereaksi berkurang. Kesetimbangan pada percobaan ini bergeser ke sebelah kiri. Hal ini disebabkan karena adanya ion OH- yang memperkecil Fe. Dimana ion Fe3+ dalam larutan berkurang, karena ion Fe3+ menjadi mengendap dimana endapan tersebut merupakan endapan Fe(OH)3. Oleh karena itu, terdapat sebuah endapan pada pencampuran Fe(SCN) dengan NaOH. Reaksi yang terjadi:

 

Fe(SCN)2+(aq) + NaOH(aq) → Fe(OH)3(aq) + NaSCN(aq)

 

Pada tabung kelima, larutan pembanding ditambah H2O. Percampuran ini menyebabkan larutan menghasilkan perubahan warna semakin pudar atau semakin bening. Jika dibandingkan dengan tabung pertama, tabung kelima kurang pekat. Hal ini disebabkan karena konsentrasi peraksi berkurang. Kesetimbangan pada tabung kelima bergeser kekiri. Hal ini membuktikan bahwa volume mempengaruhi reaksi .

            Pada tabung keenam merupakan setengah dari tabung kelima, sehingga tidak ada pergeseran reaksi ataupun perubahan warna yang terjadi.





BAB V

KESIMPULAN

 

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penambahan atau pengurangan konsentrasi suatu reaktan dapat menggeser kesetimbangan kimia.

2. Penambahan volume mengakibatkan reaksi kestimbangan bergeser ke- Jumlah koefisieN yang lebih besar, sedangkan Apabila volume diperkecil maka reaksi kesetimbangan bergeser ke koefisien yang lebih kecil.






DAFTAR PUSTAKA

 

-       Nurhasni ; Siregar, Y.D.I. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar l. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

-       Purwoko, Agus. 2006. Kimia Dasar 1. Nusatenggara Barat: Mataram University press

-       Dewi, luh J.E. 2009. Pengembangan Mesin pembelajaran Renkli keretimbangan Kimin Jurnal pendidikan Teknologi dan rejunan 6(2): 71-80

-       Hidayati, Nunik. 2012. Penerapan Metode praktikum Dalam pembelajaran kimia untuk Meningkatkan peterampilan berfikir tingkat siswa pada Materi pokok kesetimbangan kimia kelas XI MK Diponegoro Banyu putih Batang. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negen Walksongo.



Lampiran

Perbedaan warna pada setiap tabung reaksi karena penambahan zat yang dibandingan dengan  tabung pertama.




MSDS (Material Safety Data Sheets)

1.    Aquades (H2O)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                                : Cair

Penampilan                                    : tidak berwarna - Bening - putih air

Bau                                                : tidak berbau

pH                                                 : Tidak tersedia.

Tekanan Uap                                 : 17,5 mm Hg @ 20 derajat C.

Kepadatan Uap                             : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan                       : Tidak tersedia.

Viskositas                                      : 1 cP @ 20C

Titik didih                                     : 100 derajat C

Titik beku/lebur                             : Tidak tersedia.

Suhu Dekomposisi                        : Tidak tersedia.

Kelarutan                                       : Tidak tersedia. Gravitasi/Kepadatan Spesifik       : 1.000

Rumus Molekul                             : H2O

Berat Molekul                               : 18.0134

 

Bahaya

Mata: Tidak mengiritasi mata.

Kulit: Tidak menyebabkan iritasi pada kulit.

Tertelan: Tidak ada bahaya yang diharapkan dalam penggunaan industrinormal. 

Penghirupan: Diperkirakan tidak ada bahaya dalam penggunaan industrinormal. 

Kronis: Tidak ada

 

Penanganan

Mata: Tidak diperlukan perawatan khusus, karena bahan ini tidak mungkinberbahaya.

Kulit: Tidak diperlukan perawatan khusus, karena bahan ini tidak berbahaya. 

Tertelan: Tidak diperlukan perawatan khusus, karena bahan ini diharapkantidak berbahaya.

      Penghirupan: Tidak diperlukan perawatan khusus karena bahan ini tidak

      mungkin berbahaya jika terhirup. Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejala dan suportif.

 

2.    Natrium hidroksida (NaOH)

Sifat fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                                : Padat

Penampilan                                    : putih

Bau                                                : Tidak berbau

pH                                                 : 14 (5% aq soln)

Tekanan Uap                                 : 1 mm Hg pada739 derajat C

Kepadatan Uap                             : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan                       : Tidak tersedia.

Viskositas                                      : Tidak tersedia.


Titik didih                                     : 1390 derajat C pada 760 mmHgTitik

Pembekuan/Leleh                          : 318 derajat C

Suhu Dekomposisi                        : Tidak tersedia.

Kelarutan                                       : Larut.

Gravitasi/Kepadatan Spesifik        : 2,13 g/cm3

Berat Molekul                                 : 40

 

Identifikasi Bahaya

Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembaban dari udara).

Mata : Menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan kebutaan. Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea.

Kulit : Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalamdan tembus. Tertelan : Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapatmenyebabkan perforasi saluran pencernaan. Menyebabkan sakit parah, mual, muntah, diare, dan syok.

Inhalasi : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru. Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.

Kronis : Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Efek mungkin tertunda

 

Pertolongan Pertama

Mata : Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit : Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkanbantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan : Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikanapapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikanpernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

 

3.    Besi (III) klorida (FeCl3)

Sifat Fisika dan Kimia

Bentuk                                           : Serbuk

Warna                                            : Hijau sampai hitam

Bau                                                : Pedih

pH                                                 : 1 pada 200 g/l 20 °C


Titik lebur                                      : 306 °C (penguraian)

 

Bahaya

dapat menyebabkan korosif pada logam, menyebabkan iritasi pada kulit, dandapat menyebabkan iritasi pada mata yang serius.

 

Penanganan

Setelah menghirup: hirup udara segar.

Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yangterkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Periksakan ke dokter. Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungidokter mata. Lepaskan lensa kontak.

Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas palingbanyak). Periksakan ke dokter.

 

4.    Kalium tiosianat (KSCN)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                                  : Kristal

Penampilan                                      : tidak berwarna atau putih

Bau                                                  : tidak berbau

pH                                                    : 5,3-8,7 (5% soln)

Tekanan Uap                                   : < 1 hPa @ 20 derajat C

Titik didih                                        : 500 derajat C

Titik lebur                                        : 170-179 derajat C

Kelarutan                                         : Larut.

Kepadatan                                       : 1,886

Rumus Molekul                               : KSCN

Berat Molekul                                  : 97.18

 

Bahaya

Mata : Menyebabkan kemerahan dan nyeri.

Kulit: Dapat menyebabkan iritasi kulit. Berbahaya jika diserap melalui kulit. 

Tertelan: Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan iritasi pada saluranpencernaan. Dapat menyebabkan sakit kepala. Dapat menyebabkan mual danmuntah.

Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Paparan yang lama dapat menyebabkan pusing dan kelemahan umum.

Kronis: Penyerapan tiosianat yang berkepanjangan dapat menghasilkanberbagai erupsi kulit, hidung meler, pusing, kram, mual dan muntah.

 

Penanganan

Mata : Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekaliangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air selama

minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN menginduksi muntah. Jikasadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

Terhirup: Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1 PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA A1 MATERI DAN PERUBAHANNYA

LAPORAN PRAKTIKUM A1 KIMIA DASAR REAKSI PEMBATAS