LAPORAN PRATIKUM KIMIA DASAR A2 : KESETIMBANGAN KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
KESETIMBANGAN KIMIA: PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAN VOLUME TERHADAP BERI TRIOSIANAT
Tanggal percobaaan : 14 November 2022
Kelas : Kimia A2 (kelompok 2)
Nama Anggota : 1. Eka Noviani Safitri (11220960000008)
2. Hasna Nur’Azizah (11220960000010)
3. Iman Zidni (11220960000012)
Dosen : Nurul Amalia, M.Si
PROGRAM STUDI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
- Mahasiswa dapat mengamati perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia.
- Mahasiswa dapat mengamati perubahan volume terhadap kesetimbangan kimia.
Kesetimbangan
kimia merupakan proses dinamik. Ini dapat diibaratkan dengan gerakan para
pemain ski di suatu resor ski yang ramai, di mana jumlah pemain ski yang dibawa
ke atas gunung dengan menggunakan lift kursi sama dengan jumlah pemain ski yang
turun berseluncur. Jadi, meskipun ada perpindahan pemain ski terus terjadi,
jumlah orang di atas dan jumlah orang di bawah gunung tidak berubah. Reaksi
kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya.
Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan kesetimbangan fisis
(physical equilibrium) karena perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis.
(Chang, 2005).
Pergeseran
kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah atau konsentrasi
zat, volume atau tekanan sistem dan suhu. Bila jumlah zat dikiri pereaksi
diperbesar, maka kesetimbangan bergeser ke kanan, begitu pula sebaliknya.
Fenomena pergeseran diamati dengan adanya perubahan warna antara warna pereaksi
dengan warna hasil reaksi. Semakin kelam warna hasil reaksi maka dikatakan
reaksi mengalami pergeseran ke kanan, begitu pula sebaliknya (Nurhasni & Yusraini,
2022).
Kekelaman warna dipengaruhi antara lain oleh konsentrasi dan tinggi larutan. Bila tinggi larutan sama, kekelaman sebanding dengan konsentrasi. Untuk mengamati kekelaman warna dapat diamati dengan alat kolorimeter visual atau dengan spektrofotometer. Perbedaan kedua alat ini salah satunya adalah detetktor yang digunakan. Pada klorimeter detektornya adalah mata, sedangkan detektor pada spektrofotometer adalah peralatan elektronik. (Nurhasni & Yusraini, 2022).
Dalam
kesetimbangan, konsentrasi masing-masing komponen system tidak berubah terhadap
waktu. Jika besi (III) klorida dicampur dengan kalium tiosianat, maka akan
terbentuk kesetimbangan dengan reaksi.
Fe3+(aq) +
SCN(aq) → Fe(SCN)2+(aq)
Kuning
jingga tak berwarna merah darah
Terjadinya
reaksi dapat diamati dengan perubahan warna yang terjadi. Begitu juga dengan
pergeseran kesetimbangan dapat diamati melalui perubahan warna dan kekelamannya
(Nurhasni & Yusraini, 2022).
Pada
reaksi kesetimbangan di atas, dengan menambahkan salah satu pereaksi
menyebabkan warna larutan bertambah merah, hal ini menunjukkan bahwa Fe(SCN)2+(aq) bertambah, berarti kesetimbangan
bergeser ke kanan. Dan sebaliknya jika kekelaman kuning meningkat Fe3+
atau SCN bertambah atau reaksi bergeser ke kiri (Nurhasni & Yusraini,
2022).
Untuk membandingkan kekelaman warna
larutan, dapat menggunakan bantuan cahaya dengan cara analisis berdasarkan
perbandingan warna dan kecerahan. Suatu sumber sinar berada di bawah tabung dan
tinggi warna diamati dari atas tabung. Karena tinggi atas tebal larutan sama,
kekelaman sebanding dengan konsentrasinya (Nurhasni & Yusraini,
2022).
Pada
Praktikum kali ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia, mengamati perubahan konsentrasi dan volume terhadap
kesetimbangan kimia. Keseimbangan suatu reaksi kimia tercapai ketika laju
reaksi kekanan dan kini sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah
(Dewi, 2000). Pada kesetimbangan kimia menggunakan aturan asas Le Chatelier,
dimana asas ini mengatakan bahwa "Jika suatu tekanan eksternal diberikan
kepada suatu sistem yang setimbang. Sistem ini akan menyesuaikan diri sedemikian
rupa untuk mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba setimbang
kembali" (Hidayati, 2012).
Pada
percobaan ini dibuat larutan dengan mereaksikan KSCN 1M dengan 4 tetes FeCl3
1M yang ditambahkan air sebanyak 25 mL. Pencampuran ini menghasilkan merah
darah. Larutan ini pun dibagi menjadi 6 sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Tabung 1 sebagai kontrol, tabung 2 +KSCN, tabung 3 +FeCl, tabung 4
+NaOH, tabung 5 +5 mL H2O (10 mL) dan tabung 6 +½ dari tabung 5 (5
mL).
Pada tabung pertama,
tabung ini dijadikan kontrol untuk membandingkan dengan tabung lain. Larutan
ini berwarna merah darah dan sudah setimbang.
Pada
tabung kedua ditambahkan satu tetes KSCN 1M. Hasil yang didapat, larutan
berwarna merah darah pekat, lebih pekat dari tabung 1. Karena warna larutan
lebih pekat maka arah kesetimbangan bergeser ke kanan atau bergeser ke produk.
Ini membuktikan adanya pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia,
dimana warna menjadi lebih pekat maka konsentrasi pereaksi bertambah. Persamaan
reaksinya:
FeCl3(aq)
+ 3KSCN(aq) ⇌
Fe(SCN)3(aq) + 3KCl(aq)
Pada tabung ketiga ditambahkan satu tetes FeCl3
1M. Hasil yang didapat, larutan berwarna merah darah pekat, lebih pekat dari
tabung 1. Karena warna larutan lebih pekat dan konsentrasi Fe3+
diperbesar, maka arah kesetimbangan bergeser ke kanan atau bergeser ke produk.
Ini membuktikan adanya pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia,
dimana warna menjadi lebih pekat maka konsentrasi pereaksi bertambah. Persamaan
reaksinya:
3FeCl3(aq)
+ KSCN(aq) ⇌
Fe(SCN)3(aq) + 3KCl(aq)
Pada tabung keempat ditambahkan satu tetes NaOH 1M. Hasil
yang didapat, larutan berwarna jingga tua. Pada percobaan ini NaOH akan
terionisasi menjadi Na+ + OH-, sehingga OH- akan
mengikat ion Fe3+ dan menyebabkan Fe(SCN)2+ akan
berkurang konsentrasinya. Inilah yang menyebabkan warna lebih muda daripada
tabung 1. Karena warna lebih muda, maka arah kesetimbangan bergeser kea rah
kiri atau kea rah reaktan. Persamaan reaksinya:
Fe(SCN)2+(aq)
+ 3NaOH(aq) ⇌
Fe(OH)32+(aq) + 3Na(aq) + SCN(aq)
Pada
tabung kelima ditambahkan 5 mL H2O. Hasil yang didapat larutan
berwarna jingga muda (sedikit bening), lebih pudar dari tabung 1 dan tabung 4.
Karena warna lebih muda, maka arah kesetimbangan bergeser ke arah kiri atau ke
arah reaktan. Pada tabung keenam, hasilnya pun sama dengan tabung 5. Karena
tabung keenam sendiri tambahannya merupakan ½ dari tabung 5. Maka, tabung
keenam pun kesetimbangannya bergeser ke
kiri atau ke arah reaktan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan:
- Jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan, maka sistem kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan yang cenderung mengurangi aksi tersebut.
- Semakin pekat/gelap/kelam warna hasil reaksi, maka reaksi mengalami pergeseran ke kanan atau ke arah produk.
- Semakin muda atau pudar warna hasil reaksi, maka reaksi mengalami pergeseran ke kiri atau ke arah reaktan.
- Nurhasni, dan Yusraini DIS (2022). Pedoman Praktikum Kimia Dasar. Jakarta:
LMC UIN Jakarta.
- Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, Edisi Ketiga, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
- Dewi, Luh J. E. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Reaksi
Kesetimbangan Kimia. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 6(2): 71-80
- Hidayati, N. (2012). Penerapan Metode Praktikum dalam Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Tingkat Siswa Pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia. \ (Skrispi. IAIN Walisongo, Semarang)
- Alenta, R. (2015). Kesetimbangan Kimia. Diakses 20 November 2022 melalui https://www.slideshare.net/risyantiALENTA/kesetimbangan-kimia-2-praktikum
- Zenius. Asas Le Chatelier. Diakses 20 November 2022 melalui https://www.zenius.net/prologmateri/kimia/a/908/Asas-Le-Chatelier
- Dina (2020). Laporan Praktikum Kimia Kesetimbangan. Diakses 20 November 2022
melalui http://dinaseptember.blogspot.com/2012/04/kesetimbangan.html?m=1
1.
Natrium Hidroksida (NaOH)
a. Sifat fisik dan kimia
- Bentuk
: Padat
- Bau
: Berbau
- Warna
: Putih
- Titik
didih : 1.390°C
- Kelarutan
dalam air : 111 gram/100 ml air
b. Pernyataan Bahaya
Menyebabkan kulit terbakar yang
parah dan kerusakan mata
c. Pertolongan pertama
·
Kontak
kulit
Bilaslah kulit dengan air yang
banyak. Hubungi dokter.
·
Kontak
mata
Bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan
lensa kontak. Segera hubungi
dokter mata.
·
Terhirup
Hirup udara segar. Jika napas
berhenti hubungi dokter.
2.
Aquadest (H2O)
a. Sifat fisik dan kimia
- Bentuk
: Cairan
- pH
: 7 (netral)
- Kelarutan
: -
- Titik
didih/rentang didih: 100°
- Pernyataan
Bahaya : Tidak terdapat bahaya
3.
Kalium Tiosianat (KSCN)
a. Sifat fisik dan kimia
- Bentuk
: Kristalin
- Bau
: Tidak berbau
- Warna
: Putih
- Titik
didih : > 400 °C
- Kelarutan
dalam air : > 1.000 gram/liter pada 20°C
b. Pernyataan Bahaya
·
Menyebabkan
kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata
c. Pertolongan pertama
·
Kontak
kulit
Bilaslah kulit dengan air yang
banyak. Hubungi dokter.
·
Kontak
mata
Bilaslah dengan air yang banyak.
Lepaskan lensa kontak. Segera hubungi
dokter mata.
·
Terhirup
Hirup udara segar. Jika napas
berhenti hubungi dokter.
4.
Besi(III) Klorida (FeCl3)
a. Sifat fisik dan kimia
- Bentuk
: Kristalin
- Bau
: Tidak berbau
- Warna
: Putih
- Titik
didih : > 400 °C
- Kelarutan
dalam air : > 1.000 gram/liter pada 20°C
b. Pernyataan Bahaya
·
Menyebabkan
kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata
c. Pertolongan pertama
·
Kontak
kulit
Bilaslah kulit dengan air yang
banyak. Hubungi dokter.
·
Kontak
mata
Bilaslah dengan air yang banyak.
Lepaskan lensa kontak. Segera hubungi
dokter mata.
·
Terhirup
Hirup udara segar. Jika napas
berhenti hubungi dokter.
Komentar
Posting Komentar