LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1 REAKSI KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1
REAKSI KIMIA
Nama : Sasya Adhalya Fajra (11220960000023)
Sherliane
Vanesa Azzahra (11220960000027)
Dinna Anggraini (11220960000031)
Kelas : Kimia A1 (Kelompok 3)
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Prinsip Percobaan
Mencampurkan senyawa-senyawa kimia baik yang berbentuk
larutan maupun padatan untuk mengetahui perubahan atau reaksi dari dua senyawa
yang direaksikan. Perubahan akan memiliki ciri-ciri dari suatu reaksi kimia
yaitu perubahan warna, perubahan suhu, terbentuknya suatu endapan dan
terbentuknya gelembung gas.
1.2. Tujuan Percoban
- Mahasiswa mampu mengetahui, mengenal, serta dapat memahami ciri-ciri dalam mengidentifikasi suatu reaksi kimia.
- Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis-jenis reaksi kimia berdasarkan produk yang dihasilkan.
- Mahasiswa mampu menjabarkan persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi kimia yang berlangsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan ilmu yang
mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami
materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Struktur
dan perubahan yang dialami merupakan bidang kimia yang menyajikan baik suatu
dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu alat (Nurhasni, et al., 2022).
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjaga senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya dalam bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom molekulnya. Oleh karena ini, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen baru. Proses ini mungkin terjadi secara terpisah, seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak (Goldberg, 2007).
Reaksi kimia dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat ataupun secara lambat. Beberapa reaksi kimia dilakukan secara spontan pada suhu dan tekanan normal pada saat terjadi kontak antar reaktan. Sedangkan beberapa reaksi kimia lainnya hanya dapat terjadi jika mendapat energi eksternal seperti panas, cahaya, listrik (Sulastri, 2017).
Perubahan kimia disebut reaksi kimia, digambarkan dalam persamaan kimia. Zat yang mengalami perubahan yaitu reaktan , ditulis pada sisi kiri dan zat yang terbentuk yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda panah. Persamaan kimia harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa. Jumlah atom setiap jenis unsur dalam reaktan dan produk harus sama (Chang, 2005). Ciri-ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya:
1.
Reaksi yang disertai terbentuknya gas.
2.
Reaksi yang disertai perubahan warna.
3. Reaksi yang disertai perubahan suhu.
4.
Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat yang digunakan untuk
percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur
10 mL, korek api, dan cawan porselen.
Bahan yang digunakan untuk
percobaan ini yaitu Magnesium serbuk, Alumunium serbuk, HCl 6 M, CaCO3
serbuk, H2SO4 0,5 M, FeCl3 0,5 M, NaOH 6 M, C2H5OH,
AgNO3 0,5 M, tembaga serbuk, HNO3 pekat, CuSO4
0,5 M, Na2CO3 0,5 M, dan NH4OH.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada beberapa senyawa yang bereaksi. Dimana reaksi kimia adalah perubahan peristiwa kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat baru dengan sifat-sifat yang baru. Suatu senyawa yang mengalami reaksi kimia memiliki ciri-ciri perubahan yaitu terbentuknya gelembung gas, terbentuknya suatu endapan, terjadi perubahan warna, dan terjadi perubahan suhu (Putri, 2016).
Pada percobaan pertama reaksi antara Mg dengan larutan HCl
menyebabkan timbulnya gelembung gas dan terjadi perubahan suhu menjadi panas. Dimana
gelembung gas yang dihasilkan merupakan gas hidrogen saat magnesium dan larutan
HCl membentuk garam. Serta kenaikan suhu yang terjadi disebabkan oleh reaksi
eksoterm. Dimana reaksi eksoterm merupakan reaksi kimia yang berlangsung dengan
menyerap atau membebaskan kalor (Subhan, 2013).
Pada percobaan kedua reaksi antara Al dengan larutan HCl
mengalami perubahan warna, terbentuknya gelembung gas, dan terjadi kenaikan
suhu. Perubahan warna yang terjadi semula berwarna bening menjadi warna abu-abu.
Gelembung gas yang dihasilkan merupakan gas hidrogen. Serta kenaikan suhu yang
terjadi disebabkan oleh reaksi eksoterm. Namun reaksi yang terjadi antara Al
dengan larutan HCl berjalan secara lambat, sehingga padatan Al tidak larut
dengan sempurna. Oleh karena itu seharusnya dilakukan pemanasan untuk
mempercepat reaksi yang terjadi.
Pada percobaan ketiga reaksi antara Cu padatan dengan
larutan HCl tidak menunjukkan adanya ciri-ciri reaksi kimia yang terjadi. Hal ini
disebabkan Cu dalam deret volta termasuk unsur yang reduktif. Dimana Cu terletak
disebelah kanan dari hidrogen, yang artinya hidrogen di sebelah kiri cenderung
akan mengalami oksidas, sedangkan Cu yang berada di sebelah kanan cenderung tereduksi (menerima elektron).
Logam-logam yang terletak disebelah kanan hidrogen dalam deret volta bersifat
setengah mulia. Dimana logam setengah mulia seperti Cu hanya larut dalam asam
oksidator seperti asam sulfat pekat, asam nitrat pekat dan asam nitrat encer.
Pada percobaan keenam reaksi antara CaCO3 dengan HCl menyebabkan timbulnya gelembung gas. Gelembung gas yang terbentuk merupakan gas karbondioksida atau CO2 akibat dari reaksi antara ion karbonat dari CaCO3 dan ion H+ dari larutan HCl. Pada percobaan ketujuh reaksi antara H2SO4 dengan NaOH hanya mengalami perubahan suhu. Dimana saat H2SO4 dan NaOH bereaksi terjadi kenaikan suhu yang disebabkan oleh reaksi eksoterm.
Pada percobaan kedelapan reaksi antara HCl dengan NaOH menyebabkan terjadinya kenaikan suhu. Hal ini disebabkan karena saat HCl NaOH bereaksi membentuk NaCl dan H2O disertai dengan perpindahan kalor. Kalor yang dilepaskan diserap oleh lingkungan, sehingga suhu dilingkungan meningkat. Dan reaksi ini disebut reaksi penetralan karena reaksi ini terjadi antara asam dan basa.
Pada percobaan kesembilan reaksi yang terjadi antara CuSO4 dengan NaOH menyebabkan terbentuknya endapan berwarna biru dengan larutan bening. Endapan yang terbentuk yaitu endapan Cu(OH)2. Endapan yang terbentuk tidak dapat larut karena mengandung OH-. Reaksi yang terjadi antara CuSO4 dengan NaOH merupakan reaksi pengendapan.
Pada percobaan kesepuluh yaitu reaksi antara etanol dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Dimana etanol dibakar oleh api dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dan mengalami perubahan suhu. Dimana etanol sendiri bersifat mudah terbakar. Api yang terbentuk dari reaksi ini mengakibatkan cawan porselen yang digunakan menjadi panas. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi antara etanol dengan api mengalami kenaikan suhu. Panas yang dihasilkan akan membentuk sebuah gas yang dinamakan gas karbondioksida.
Pada percobaan kesebelas reaksi antara Na2CO3 dengan H2SO4 menyebabkan timbulnya gelembung gas. Gelembung gas yang dihasilkan itu merupakan gas karbondioksida. Pada percobaan keduabelas Reaksi Antara NaCl dengan AgNO3 mengalami perubahan warna dan menyebabkan timbulnya suatu endapan. Perubahan warna menjadi putih dan terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang terbentuk merupakan AgCl. Pada percobaan ketigabelas reaksi antara CuSO4 dengan NH4OH terjadi endapan yang terbentuk berwarna biru tua dengan larutan berwarna biru. Endapan yang terbentuk adalah Cu(OH)2.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Suatu zat mengalami suatu reaksi kimia dengan di
tandai dengan adanya ciri-ciri perubahan kimia yaitu:
a.
Perubahan warna
b.
Perubahan suhu
c.
Terbentuknya suatu endapan
d.
Terbentuknya gelembung gas
e.
Emisi cahaya
2.
Terdapat jenis-jenis reaksi kimia yaitu
a. Reaksi perpindahan, dimana unsur yang lebih
reaktif menggantikan unsur yang kurang reaktif dari larutan garam.
b. Reaksi perpin dahan ganda, dimana ion dipertukarkan
antara dua reaktan yang membentuk senyawa baru.
c. Reaksi pengendapan, reaksi yang melibatkan
pembentukan produk baru yang tidak dapat larut (endapan).
d. Reaksi pembakaran, reaksi dengan bahan yang
mudah terbakar dengan pengoksidasi untuk menghasilkan produk yang teroksidasi.
e. Reaksi kombinasi, dimana dua atau lebih reaktan
bergabung untuk membentuk satu produk tunggal.
f. Reaksi demposisi, dimana satu senyawa terurai menjadi
dua atau lebih senyawa yang lebih sederhana.
3. Persamaan kimia merupakan lambing-lambang yang
menyatakan reaksi kimia. Rumus- rumus untuk pereaksi diletakkan disebelah kiri
dan hasil reaksi diletakkan disebelah kanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Goldberg, D.E. 2007. Kimia untuk
Pemula Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Nurhasni; Siregar,
Yusraini D.I. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Putri, Profillia. 2016. Modul Paket Keahlian Kimia Kesehatan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Subhan. 2013. Kimia Dasar 2. Makassar:
Dua Satu Press.
Sulastri; Rahmadani, R.F. 2017. Kimia Dasar I. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
EVALUASI POST PRAKTIKUM
b. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2 (reaksi pergantian tunggal)
c. Cu(s) + HCl(aq) → tidak ada reaksi yang terjadi
d. 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2 + 2NO(g) + 4H2O(l) (reaksi penetralan)
e. AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3 (reaksi pengendapan)
f. CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g) (reaksi penetralan)
g. H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) (reaksi penetralan)
h. HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) (reaksi penetralan)
i. CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + Cu(OH)2(s) (reaksi pengendapan)
j. FeCl3(aq) + 3NaOH(aq) → Fe(OH)3(aq) + NaCl(aq) (reaksi pengendapan)
k. C2H5OH + 3O2 → 2CO2(g) + 3H2O(l) (reaksi pembakaran)
l. Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g) (reaksi oksidasi)
m. NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq) (reaksi pengendapan)
n. NaCl(aq) + KNO3(aq) → NaNO3(aq) + KCl(aq) (reaksi penetralan)
o. 3NaOH(aq) + FeCl3(aq) → 3NaCl(aq) + Fe(OH)3(s) (reaksi pengendapan)
p. CuSO4(aq) + NH4OH(aq) → Cu(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq) (reaksi pengendapan)
LAMPIRAN
1. Magnesium (Mg)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan :
putih perak
Bau : tidak ada
yang dilaporkan
pH : >7 (larutan air)
Tekanan Uap : Diabaikan.
Kepadatan Uap : Diabaikan. Tingkat Penguapan : Diabaikan.
Viskositas : Tidak
tersedia.
Titik didih : 1107,2 derajat C
Titik Pembekuan : 650 derajat C
Suhu Dekomposisi :
Tidak tersedia.
Kelarutan : Tidak larut dalam air.
Gravitasi : 1.74
Rumus Molekul :
Mg
Berat Molekul : 24,3
Bahaya
Padatan yang mudah terbakar.
Air-reaktif. Kontak dengan air melepaskan gas
yang sangat mudah terbakar. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.
Dapat menyebabkan iritasi saluran
pernapasan. Menghirup asap dapat menyebabkan
demam asap logam. Sensitif terhadap
udara.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan
bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis.
Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tertelan: Jika korban sadar dan waspada,
berikan 2-4 cangkir susu atau air. Dapatkan
bantuan medis segera.
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Catatan untuk Dokter: Penggunaan kalsium glukonat sebagai
pengobatan penangkal magnesium
over dosis harus ditentukan hanya oleh tenaga medis yang berkualifikasi.
2. Kawat
tembaga (Cu)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Bubuk
Penampilan : merah sampai coklat
Bau : tidak ada
yang dilaporkan
pH :
Tidak tersedia.
Tekanan Uap : 1 mm Hg @1628C
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak berlaku.
Viskositas : Tidak berlaku.
Titik didih : 2595 deg C
Titik Beku/Leleh : 1083 deg C
Suhu Penguraian : Tidak tersedia.
Kelarutan : Tidak larut dalam air.
Berat Jenis : 8,92
Rumus Molekul : Cu
Berat Molekul :
63,54
Bahaya
Mata: Menyebabkan iritasi mata.
Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Dapat menyebabkan perubahan warna kulit.
Tertelan: Menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan
mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Inhalasi: Debu mengiritasi saluran
pernapasan. Menghirup asap dapat menyebabkan demam asap logam,
yang ditandai dengan
gejala seperti flu dengan rasa logam, demam, menggigil, batuk, lemas, nyeri dada, nyeri otot, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau
berulang dapat menyebabkan dermatitis.
Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Penanganan
Mata: Bilas mata dengan banyak air selama minimal
15 menit, sesekali
mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan
bantuan medis.
Kulit: Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang
terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika
iritasi berkembang atau berlanjut.
Tertelan: Dapatkan
bantuan medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
Penghirupan: Jauhkan
dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Catatan untuk Dokter: Individu dengan penyakit Wilson lebih rentan terhadap keracunan tembaga kroni.
3. Aluminium (Al)
Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk :
serbuk
Warna : metalik
Titik lebur/titik beku : 660,37 °C
Titik didih awal :
2.460 °C
Kerapatan : (densitas) relatif
Identifikasi Bahaya
Toksisitas akut, Korosi/iritasi kulit, dan Kerusakan mata serius/iritasi mata
Penanganan
Jika terhirup : hirup udara segar.
Jika kontak
dengan kulit :Tanggalkan segera semua pakaian
yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
Jika kontak
dengan mata : bilaslah dengan
air yang banyak.
Lepaskan lensa kontak.
Jika tertelan : beri air minum kepada korban
(paling banyak dua
gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.
4. Asam klorida
(HCl)
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan : jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat
Bau : kuat, menyengat
pH : 0,01
Tekanan Uap : 84 mm Hg @ 20 derajat C Densitas Uap : 1,27 (udara=1)
Laju Penguapan : > 1,00 (N-butil asetat)
Titik didih : 83 derajat C @ 760 mmHg
Titik Beku/ Leleh : -66 derajat C
Kelarutan : Larut.
Berat Jenis : 1,19
(38%)
Rumus Molekul : HCl.H2O
Berat Molekul : 36,46
Bahaya
Mata: Dapat menyebabkan cedera
mata ireversibel. Uap atau kabut dapat menyebabkan iritasi
dan luka bakar
yang parah. Kontak
dengan cairan bersifat
korosif pada mata dan menyebabkan luka bakar yang parah. Kulit: Kontak dengan cairan bersifat korosif dan menyebabkan
luka bakar dan ulserasi yang parah. Tingkat
keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan durasi paparan. Proses menelan:
Menyebabkan luka bakar saluran pencernaan yang
parah dengan sakit perut, muntah, dan kemungkinan kematian. Dapat menyebabkan korosi dan kerusakan jaringan
permanen pada kerongkongan dan
saluran pencernaan. Terhirup: Dapat berakibat fatal jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan sakit tenggorokan, batuk, sesak napas dan edema paru yang tertunda. Menyebabkan
luka bakar kimia pada saluran
pernapasan. Menyebabkan tindakan korosif pada selaput lendir. Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan
dermatitis. Paparan berulang dapat menyebabkan erosi gigi. Paparan
berulang terhadap uap atau kabut HCl konsentrasi rendah dapat menyebabkan pendarahan pada hidung dan gusi. Bronkitis
kronis dan gastritis juga telah dilaporkan.
Penanganan
Mata: Jika terjadi
kontak, segera basuh mata dengan
banyak air setidaknya selama 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Jika terjadi kontak, segera
basuh kulit dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil melepaskan pakaian
dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera.
Cuci pakaian sebelum
digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan,
JANGAN dimuntahkan. Dapatkan
bantuan medis segera.
Jika korban sadar penuh, berikan
segelas air. Jangan
pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.
Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis. Pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
5. Asam nitrat
(HNO3)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan :
bening hingga kuning
Bau :
bau menyengat - bau tajam - bau
menyesakkan
pH : 1,0 (0,1M soln)
Tekanan Uap : 51 mm Hg @ 25 derajat C Densitas Uap : 2,17 (udara=1)
Viskositas : 0,761 cps
@ 25
deg C
Titik didih : 86 deg C
Titik beku/lebur : -42 deg C
Kelarutan : Larut
dalam air.
Berat Jenis : 1,4
Rumus Molekul : HNO3
Berat Molekul : 63,01
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Kontak langsung dengan cairan dapat menyebabkan kebutaan atau kerusakan mata permanen. Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan tembus. Asam nitrat pekat mewarnai kulit manusia dengan warna kuning saat kontak. Proses menelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Dapat menyebabkan efek sistemik. Penghirupan: Efek mungkin tertunda. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan. Inhalasi bisa berakibat fatal sebagai akibat dari kejang, peradangan, edema laring dan bronkus, pneumonitis kimia dan edema paru. Aspirasi dapat menyebabkan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistemik. Dapat menyebabkan edema paru akut, asfiksia, pneumonitis kimia, dan obstruksi jalan napas bagian atas yang disebabkan oleh edema. Tergantung pada kondisinya, uap atau asap asam nitrat sebenarnya dapat berupa campuran asam nitrat dan berbagai oksida nitrogen. Komposisi dapat bervariasi dengan suhu, kelembaban, dan kontak dengan bahan organik lainnya. Kronis: Paparan uap asam nitrat konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pneuomonitis dan edema paru yang dapat berakibat fatal. Gejala mungkin atau mungkin tidak tertunda. Paparan terus menerus terhadap uap & kabut asam nitrat dapat menyebabkan bronkitis kronis, & paparan yang lebih parah menyebabkan pneumonitis kimia. Uap & kabut asam nitrat dapat mengikis gigi, terutama mempengaruhi gigi taring & gigi seri.
Penanganan
Mata: Dapatkan bantuan medis
segera. JANGAN biarkan korban menggosok mata atau menutup mata. Diperlukan irigasi
ekstensif dengan air (setidaknya 30 menit).
Kulit: Dapatkan bantuan medis
segera. Segera basuh
kulit dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil melepaskan pakaian
dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Hancurkan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan
muntah. Jika korban sadar dan waspada, berikan
2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan
diri. Dapatkan bantuan
medis segera.
Inhalasi:Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut. Jika pernapasan telah berhenti, lakukan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.
6. Asam sulfat (H2SO4)
Sifat Fisika dan Kimia
Rumus kimia : H2SO4
Berat Molekul : 98,07
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan :
berminyak - bening tidak berwarna
hingga kuning
Bau : tidak berbau
pH : 0,3 (larutan 1N)
Tekanan Uap : < 0,001 mm Hg @ 20 derajat C Kepadatan Uap : 3,38 (udara = 1)
Tingkat Penguapan : Lebih lambat dari eter. Viskositas : 21 mPas @
25 C
Titik didih : 290 - 338 derajat C
Titik Pembekuan/Leleh : 10 derajat C
Suhu Dekomposisi : 340 derajat
C
Kelarutan : Larut
dengan banyak panas
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar
mata yang parah. Dapat menyebabkan cedera mata ireversibel. Dapat menyebabkan kebutaan.
Kulit: Menyebabkan kulit
terbakar. Tingkat keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan durasi paparan.
Tertelan: Dapat menyebabkan
kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada
saluran pencernaan.
Terhirup: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dengan rasa sakit terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, mengi, sesak napas dan edema paru. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.
Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Inhalasi yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan mimisan, hidung tersumbat, nyeri dada dan bronkitis. Kontak mata yang lama atau berulang dapat menyebabkan konjungtivitis. Efek mungkin tertunda. Pekerja yang terpapar kabut asam sulfat secara kronis dapat menunjukkan berbagai lesi pada kulit, trakeobronkitis, stomatitis, konjungtivitis, atau gastritis. Paparan di tempat kerja terhadap kabut asam anorganik kuat yang mengandung asam sulfat bersifat karsinogenik bagi manusia.
Penanganan
Mata: Jika terjadi kontak,
segera basuh mata dengan banyak
air selama minimal
15 menit. Dapatkan bantuan
medis segera.
Kulit: Jika terjadi kontak,
segera basuh kulit
dengan banyak air selama minimal
15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis segera. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali.
Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas
air. Jangan pernah
memberikan apapun melalui
mulut kepada orang yang tidak sadarkan
diri.
Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis. Pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
7. Ethanol (C2H5OH)
Rumus kimia : C2H5OH
Massa molar : 46.069 g/mol
Penampilan : Cairan tidak berwarna
Densitas : 0.8 g/cm3
Titik didih : 78.5oC
Titik leleh : -114.1oC
Titik nyala : 12.8oC (55oF)
pH : 7 pada 10 g/l pada 20oC
Kelarutan : 1000.0 mg/mL dalam air
Viskositas : 1.074 mPa.s
pada 25oC
Bahaya Flammable, irritant
Penanganan
Terkena mata : bilas dengan
air yang banyak. Hubungi dokter mata. Lepas lensa kontak.
Terkena kulit : Tanggalkan segera semua pakaian
yang terkontaminasi. Bilaslah
kulit dengan air/ pancuran air. Terhirup : segera hirup udara
segar. Tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.
8. Natrium hidroksida (NaOH)
Sifat fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : Tidak berbau
pH :
14 (5% aq soln)
Tekanan Uap : 1 mm Hg pada739 derajat C
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak
tersedia.
Viskositas :
Tidak tersedia.
Titik didih : 1390 derajat C pada 760 mmHg
Titik Pembekuan/Leleh : 318 derajat
C
Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.
Kelarutan :
Larut.
Gravitasi/Kepadatan Spesifik : 2,13 g/cm3
Berat
Molekul : 40
Identifikasi Bahaya
Menyebabkan luka bakar pada
mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada saluran
pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembaban dari udara).
Mata : Menyebabkan luka bakar
pada mata. Dapat menyebabkan kebutaan. Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea.
Kulit : Menyebabkan kulit terbakar.
Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan tembus.
Tertelan : Dapat menyebabkan
kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan
perforasi saluran pencernaan. Menyebabkan sakit parah, mual, muntah,
diare, dan syok.
Inhalasi : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru. Menyebabkan iritasi parah pada saluran
pernapasan bagian atas dengan batuk, luka
bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.
Kronis : Kontak kulit yang berkepanjangan
atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Efek mungkin tertunda.
Pertolongan Pertama
Mata : Jika terjadi
kontak, segera basuh mata dengan
banyak air selama
minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit : Jika terjadi
kontak, segera basuh
kulit dengan banyak
air selama minimal
15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis segera. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali.
Tertelan : Jika tertelan,
JANGAN dimuntahkan. Dapatkan
bantuan medis segera.
Jika korban sadar penuh, berikan
segelas air. Jangan
pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan
diri.
Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
Mata : Jika terjadi
kontak, segera basuh mata dengan
banyak air selama
minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit : Jika terjadi
kontak, segera basuh
kulit dengan banyak
air selama minimal
15 menit sambil
melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis segera. Cuci pakaian
sebelum digunakan kembali.
Tertelan : Jika tertelan,
JANGAN dimuntahkan. Dapatkan
bantuan medis segera.
Jika korban sadar penuh, berikan
segelas air. Jangan
pernah memberikan apapun
melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan
diri.
Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
9.
Natrium karbonat (Na2CO3)
Sifat fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Bubuk
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH :
Tidak tersedia.
Tekanan Uap : Tidak tersedia.
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak
tersedia.
Viskositas :
Tidak tersedia.
Titik didih : 1600 derajat C pada 760 mmHg
Titik Leleh : 851 derajat C
Suhu Dekomposisi : Tidak tersedia.
Kelarutan : 22 g/100mL (20 °C)
Gravitasi / Kepadatan Spesifik : 2.53
Berat
Molekul : 105,99
Identifikasi Bahaya
Mata: Menyebabkan iritasi
mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata).
Kulit: Menyebabkan iritasi kulit.
Mungkin berbahaya jika diserap melalui
kulit. Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi
pada saluran pencernaan. Mungkin berbahaya jika tertelan.
Terhirup: Berbahaya
jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi
saluran pernapasan.
Kronis: Efek reproduksi yang merugikan telah dilaporkan
pada hewan.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan
bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis.
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.
10. Perak nitrat (AgNO3)
Sifat
Kimia dan Fisika
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH : ~ 6
Tekanan Uap : Tidak tersedia.
Kepadatan Uap : Tidak tersedia.
Tingkat Penguapan : Tidak tersedia.
Viskositas : Tidak tersedia.
Titik didih : 433 derajat C
Titik Pembekuan/Leleh : 212 derajat C
Suhu Dekomposisi : 440 derajat C Kelarutan : Larut.
Gravitasi / Kepadatan Spesifik : 4,35
Rumus Molekul : AgNO3
Berat
Molekul : 169,87
BAHAYA
Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata.
Kulit: Menyebabkan kulit
terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit.
Tertelan: Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Mungkin berbahaya jika tertelan. Menelan
garam perak terlarut
dapat menyebabkan argyria, ditandai dengan pigmentasi
biru-abu-abu permanen pada kulit, selaput lendir, dan mata. Dosis mematikan bagi manusia adalah 2 gram atau sekitar
28,6 mg/kg.
Penghirupan: Menyebabkan
iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan
bernapas, dan kemungkinan koma.
Kronis: Dapat menyebabkan methemoglobinemia
Menghirup atau menelan garam perak secara
kronis dapat menyebabkan argyria.
PENANGANAN
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan
bantuan medis.
Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tertelan: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
Penghirupan: Jauhkan dari
paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika sulit bernafas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan
medis. Jangan gunakan
resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat
tersebut; menginduksi pernapasan
buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah
atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.
Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejala dan suportif.
11. Tembaga (II) sulfat (CuSO4)
Sifat
Kimia dan Fisika
Nama Produk : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat Berat Molekul : 249.6 g/mol
Bentuk : padat
Warna : biru
Bau :
Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : 147 °C
Densitas : 2,284
g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) : relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan : dalam air 317 g/l pada 20 °C
BAHAYA
Berbahaya jika tertelan.
Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
Sangat toksik pada kehidupan
perairan dengan efek jangka panjang.
PENANGANAN
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara
segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin. Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan
air yang banyak.
Segera hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak. Setelah
tertelan: segera
beri korban minum air putih (dua gelas
paling banyak). Periksakan
ke dokter.
12. Amonium hidroksida (NH4OH)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan :
jernih, tidak berwarna
Bau :
bau menyengat - seperti amonia
pH : 13,6
Tekanan Uap : 557 mm Hg @ 21 derajat C Densitas Uap : 0,59 (udara=1)
Titik didih :
27 derajat C Titik
Beku/ Leleh : -69 derajat C Kelarutan : Larut.
Berat Jenis : 0,89
Rumus Molekul :
NH4OH
Berat Molekul : 35,04
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata). Kulit:
Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui
kulit. Tertelan: Berbahaya
jika tertelan. Menyebabkan luka bakar pada saluran
pencernaan. Menyebabkan penyempitan tenggorokan,
muntah, kejang, dan syok. Inhalasi: Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran
pernapasan. Toksik jika terhirup. Dapat menyebabkan gagal
jantung dan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat.
Kronis: Dapat menyebabkan kerusakan
hati dan ginjal. Eksperimen laboratorium telah
menghasilkan efek mutagenik. Paparan kronis dapat menyebabkan efek
darah. Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan tumor.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis
segera. Segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian
dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah.
Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi
pusat kendali racun.
Inhalasi:Hapus dari paparan
dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. KECEPATAN ADALAH PENTING, DAPATKAN BANTUAN MEDIS SEGERA. Jangan gunakan
resusitasi mulut ke mulut jika korban
menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi
dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.
13. Kalsium karbonat
(CaCO3)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH :
8-9 (larutan)
Titik Pembekuan /Leleh : 825 derajat C
Suhu Dekomposisi : 825 derajat
C
Kelarutan : Sedikit
larut dalam air.
Kepadatan : 2.7-2.9
Rumus Molekul : CaCO3
Berat Molekul : 100.09
Bahaya
Mata :
Menyebabkan iritasi mata.
Kulit : Dapat menyebabkan iritasi
kulit.
Tertelan :Tertelan
dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal. Diharapkan
menjadi bahaya konsumsi yang rendah.
Penghirupan : Bahaya
rendah untuk penanganan industri biasa. Inhalasi
yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pernapasan ringan.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Segera basuh kulit
dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis jika iritasi berkembang
atau berlanjut.
Tertelan: Dapatkan bantuan
medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar
dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.
Sifat
Kimia dan Fisika
Nama Produk : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat Berat Molekul : 249.6 g/mol
Bentuk : padat
Warna : biru
Bau :
Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : 147 °C
Densitas : 2,284
g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) : relatif Tidak tersedia informasi.
Kelarutan : dalam air 317 g/l pada 20 °C
BAHAYA
Berbahaya jika tertelan.
Menyebabkan kerusakan mata yang serius.
Sangat toksik pada kehidupan
perairan dengan efek jangka panjang.
PENANGANAN
Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup : hirup udara
segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika
mungkin. Segera hubungi dokter.
Bila terjadi kontak kulit : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi
dokter mata.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan
air yang banyak.
Segera hubungi dokter
mata. Lepaskan lensa kontak. Setelah
tertelan: segera
beri korban minum air putih (dua gelas
paling banyak). Periksakan
ke dokter.
15. Amonium hidroksida (NH4OH)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Cair
Penampilan :
jernih, tidak berwarna
Bau :
bau menyengat - seperti amonia
pH : 13,6
Tekanan Uap : 557 mm Hg @ 21 derajat C Densitas Uap : 0,59 (udara=1)
Titik didih :
27 derajat C Titik
Beku/ Leleh : -69 derajat C Kelarutan : Larut.
Berat Jenis : 0,89
Rumus Molekul :
NH4OH
Berat Molekul : 35,04
Bahaya
Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata). Kulit:
Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui
kulit. Tertelan: Berbahaya
jika tertelan. Menyebabkan luka bakar pada saluran
pencernaan. Menyebabkan penyempitan tenggorokan,
muntah, kejang, dan syok. Inhalasi: Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran
pernapasan. Toksik jika terhirup. Dapat menyebabkan gagal
jantung dan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat.
Kronis: Dapat menyebabkan kerusakan
hati dan ginjal. Eksperimen laboratorium telah
menghasilkan efek mutagenik. Paparan kronis dapat menyebabkan efek
darah. Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan tumor.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.
Kulit: Dapatkan bantuan medis
segera. Segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian
dan sepatu yang terkontaminasi.
Tertelan: Jangan memaksakan muntah.
Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi
pusat kendali racun.
Inhalasi:Hapus dari paparan
dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. KECEPATAN ADALAH PENTING, DAPATKAN BANTUAN MEDIS SEGERA. Jangan gunakan
resusitasi mulut ke mulut jika korban
menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi
dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.
16. Kalsium karbonat
(CaCO3)
Sifat
Fisika dan Kimia
Keadaan Fisik : Padat
Penampilan : putih
Bau : tidak berbau
pH :
8-9 (larutan)
Titik Pembekuan /Leleh : 825 derajat C
Suhu Dekomposisi : 825 derajat
C
Kelarutan : Sedikit
larut dalam air.
Kepadatan : 2.7-2.9
Rumus Molekul : CaCO3
Berat Molekul : 100.09
Bahaya
Mata :
Menyebabkan iritasi mata.
Kulit : Dapat menyebabkan iritasi
kulit.
Tertelan :Tertelan
dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal. Diharapkan
menjadi bahaya konsumsi yang rendah.
Penghirupan : Bahaya
rendah untuk penanganan industri biasa. Inhalasi
yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pernapasan ringan.
Penanganan
Mata: Segera basuh mata dengan
banyak air selama minimal 15 menit, sesekali
angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.
Kulit: Segera basuh kulit
dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan
bantuan medis jika iritasi berkembang
atau berlanjut.
Tertelan: Dapatkan bantuan
medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar
dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.
Penghirupan: Jauhkan dari
paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas,
berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernafas,
berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.
Komentar
Posting Komentar