LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1 REAKSI KIMIA


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1

REAKSI KIMIA 



Nama  : Sasya Adhalya Fajra (11220960000023)

             Sherliane Vanesa Azzahra (11220960000027)

             Dinna Anggraini (11220960000031)

Kelas : Kimia A1 (Kelompok 3)

                                


PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI 

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022



BAB I

PENDAHULUAN


1.1.  Prinsip Percobaan

Mencampurkan senyawa-senyawa kimia baik yang berbentuk larutan maupun padatan untuk mengetahui perubahan atau reaksi dari dua senyawa yang direaksikan. Perubahan akan memiliki ciri-ciri dari suatu reaksi kimia yaitu perubahan warna, perubahan suhu, terbentuknya suatu endapan dan terbentuknya gelembung gas. 

1.2. Tujuan Percoban

  1. Mahasiswa mampu mengetahui, mengenal, serta dapat memahami ciri-ciri dalam mengidentifikasi suatu reaksi kimia.
  2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan jenis-jenis reaksi kimia berdasarkan produk yang dihasilkan.
  3. Mahasiswa mampu menjabarkan persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi kimia yang berlangsung.  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Struktur dan perubahan yang dialami merupakan bidang kimia yang menyajikan baik suatu dasar untuk pengetahuan kita akan dunia maupun suatu alat (Nurhasni, et al., 2022).

Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul menjaga senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya dalam bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen antara atom-atom molekulnya. Oleh karena ini, reaksi kimia pada senyawa organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen baru. Proses ini mungkin terjadi secara terpisah, seperti pada reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak (Goldberg, 2007). 

Reaksi kimia dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat ataupun secara lambat. Beberapa reaksi kimia dilakukan secara spontan pada suhu dan tekanan normal pada saat terjadi kontak antar reaktan. Sedangkan beberapa reaksi kimia lainnya hanya dapat terjadi jika mendapat energi eksternal seperti panas, cahaya, listrik (Sulastri, 2017).

Perubahan kimia disebut reaksi kimia, digambarkan dalam persamaan kimia. Zat yang mengalami perubahan yaitu reaktan , ditulis pada sisi kiri dan zat yang terbentuk yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda panah. Persamaan kimia harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa. Jumlah atom setiap jenis unsur dalam reaktan dan produk harus sama (Chang, 2005). Ciri-ciri yang menyertai suatu reaksi kimia diantaranya:

1.       Reaksi yang disertai terbentuknya gas.

2.       Reaksi yang disertai perubahan warna.

3.       Reaksi yang disertai perubahan suhu. 

4.       Reaksi yang disertai dengan terjadinya endapan.


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Alat 

Alat yang digunakan untuk percobaan ini yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur 10 mL, korek api, dan cawan porselen. 

3.2. Bahan 

Bahan yang digunakan untuk percobaan ini yaitu Magnesium serbuk, Alumunium serbuk, HCl 6 M, CaCO3 serbuk, H2SO4 0,5 M, FeCl3 0,5 M, NaOH 6 M, C2H5OH, AgNO3 0,5 M, tembaga serbuk, HNO3 pekat, CuSO4 0,5 M, Na2CO3 0,5 M, dan NH4OH. 

3.3. Metode Percobaan 









Data Pengamatan 




BAB IV

PEMBAHASAN

       Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada beberapa senyawa yang bereaksi. Dimana reaksi kimia adalah perubahan peristiwa kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat baru dengan sifat-sifat yang baru. Suatu senyawa yang mengalami reaksi kimia memiliki ciri-ciri perubahan yaitu terbentuknya gelembung gas, terbentuknya suatu endapan, terjadi perubahan warna, dan terjadi perubahan suhu (Putri, 2016).

        Pada percobaan pertama reaksi antara Mg dengan larutan HCl menyebabkan timbulnya gelembung gas dan terjadi perubahan suhu menjadi panas. Dimana gelembung gas yang dihasilkan merupakan gas hidrogen saat magnesium dan larutan HCl membentuk garam. Serta kenaikan suhu yang terjadi disebabkan oleh reaksi eksoterm. Dimana reaksi eksoterm merupakan reaksi kimia yang berlangsung dengan menyerap atau membebaskan kalor (Subhan, 2013).

    Pada percobaan kedua reaksi antara Al dengan larutan HCl mengalami perubahan warna, terbentuknya gelembung gas, dan terjadi kenaikan suhu. Perubahan warna yang terjadi semula berwarna bening menjadi warna abu-abu. Gelembung gas yang dihasilkan merupakan gas hidrogen. Serta kenaikan suhu yang terjadi disebabkan oleh reaksi eksoterm. Namun reaksi yang terjadi antara Al dengan larutan HCl berjalan secara lambat, sehingga padatan Al tidak larut dengan sempurna. Oleh karena itu seharusnya dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi yang terjadi.

        Pada percobaan ketiga reaksi antara Cu padatan dengan larutan HCl tidak menunjukkan adanya ciri-ciri reaksi kimia yang terjadi. Hal ini disebabkan Cu dalam deret volta termasuk unsur yang reduktif. Dimana Cu terletak disebelah kanan dari hidrogen, yang artinya hidrogen di sebelah kiri cenderung akan mengalami oksidas, sedangkan Cu yang berada di  sebelah kanan cenderung tereduksi (menerima elektron). Logam-logam yang terletak disebelah kanan hidrogen dalam deret volta bersifat setengah mulia. Dimana logam setengah mulia seperti Cu hanya larut dalam asam oksidator seperti asam sulfat pekat, asam nitrat pekat dan asam nitrat encer.

          Pada percobaan keempat reaksi antara Cu dengan HNO3 terjadi perubahan warna menjadi hijau, terbentuk gelembung gas, dan terjadi kenaikan suhu. Reaksi antara Cu dengan HNO3 bertujuan untuk mengoksidasi logam Cu membentuk larutan Cu(NO3)2 dan membentuk gas NO serta terbentuk H2O. Terjadi perubahan warna larutan menjadi hijau dan perubahan warna pada tabung reaksi menjadi coklat. Warna coklat yang dihasilkan disebabkan oleh gas NO yang bersifat racun. Terjadi kenaikan suhu yang diakibatkan oleh reaksi eksoterm. 

             Pada percobaan kelima reaksi antara AgNO3 dengan HCl terbentuk suatu endapan. Reaksi yang terjadi antara AgNO3 dengan HCl merupakan reaksi pengendapan. Reaksi pengendapan menghasilkan produk berupa senyawa tak larut (endapan) yang pembentukannya bergantung pada kelarutan senyawa ionic yang diharapkan mengendap (Chang, 2008). Reaksi antara AgNO3 dengan HCl membentuk endapan warna putih dengan larutan berwarna bening. Endapan putih yang dihasilkan merupakan endapan AgCl.

             Pada percobaan keenam reaksi antara CaCO3 dengan HCl menyebabkan timbulnya gelembung gas. Gelembung gas yang terbentuk merupakan gas karbondioksida atau CO2 akibat dari reaksi antara ion karbonat dari CaCO3 dan ion H+ dari larutan HCl. Pada percobaan ketujuh reaksi antara H2SO4 dengan NaOH hanya mengalami perubahan suhu. Dimana saat  H2SO4 dan NaOH bereaksi terjadi kenaikan suhu yang disebabkan oleh reaksi eksoterm.

           Pada percobaan kedelapan reaksi antara HCl dengan NaOH menyebabkan terjadinya kenaikan suhu. Hal ini disebabkan karena saat HCl NaOH bereaksi membentuk NaCl dan H2O disertai dengan perpindahan kalor. Kalor yang dilepaskan diserap oleh lingkungan, sehingga suhu dilingkungan meningkat. Dan reaksi ini disebut reaksi penetralan karena reaksi ini terjadi antara asam dan basa.

       Pada percobaan kesembilan reaksi yang terjadi antara CuSO4 dengan NaOH menyebabkan terbentuknya endapan berwarna biru dengan larutan bening. Endapan yang terbentuk yaitu endapan Cu(OH)2. Endapan yang terbentuk tidak dapat larut karena mengandung OH-. Reaksi yang terjadi antara CuSO4 dengan NaOH merupakan reaksi pengendapan.

            Pada percobaan kesepuluh yaitu reaksi antara etanol dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Dimana etanol dibakar oleh api dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dan mengalami perubahan suhu. Dimana etanol sendiri bersifat mudah terbakar. Api yang terbentuk dari reaksi ini mengakibatkan cawan porselen yang digunakan menjadi panas. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi antara etanol dengan api mengalami kenaikan suhu. Panas yang dihasilkan akan membentuk sebuah gas yang dinamakan gas karbondioksida.

      Pada percobaan kesebelas reaksi antara Na2CO3 dengan H2SO4 menyebabkan timbulnya gelembung gas. Gelembung gas yang dihasilkan itu merupakan gas karbondioksida. Pada percobaan keduabelas Reaksi Antara NaCl dengan AgNO3 mengalami perubahan warna dan menyebabkan timbulnya suatu endapan. Perubahan warna menjadi putih dan terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang terbentuk merupakan AgCl. Pada percobaan ketigabelas reaksi antara CuSO4 dengan NH4OH terjadi endapan yang terbentuk berwarna biru tua dengan larutan berwarna biru. Endapan yang terbentuk adalah Cu(OH)2.


BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:

1.   Suatu zat mengalami suatu reaksi kimia dengan di tandai dengan adanya ciri-ciri perubahan kimia yaitu:

a.       Perubahan warna

b.       Perubahan suhu

c.       Terbentuknya suatu endapan

d.       Terbentuknya gelembung gas

e.       Emisi cahaya

2.       Terdapat jenis-jenis reaksi kimia yaitu

a.   Reaksi perpindahan, dimana unsur yang lebih reaktif menggantikan unsur yang kurang reaktif dari larutan garam.

b. Reaksi perpin dahan ganda, dimana ion dipertukarkan antara dua reaktan yang membentuk senyawa baru.

c.     Reaksi pengendapan, reaksi yang melibatkan pembentukan produk baru yang tidak dapat larut (endapan).

d.  Reaksi pembakaran, reaksi dengan bahan yang mudah terbakar dengan pengoksidasi untuk menghasilkan produk yang teroksidasi.

e.  Reaksi kombinasi, dimana dua atau lebih reaktan bergabung untuk membentuk satu produk tunggal.

f.   Reaksi demposisi, dimana satu senyawa terurai menjadi dua atau lebih senyawa yang lebih sederhana.

3.  Persamaan kimia merupakan lambing-lambang yang menyatakan reaksi kimia. Rumus- rumus untuk pereaksi diletakkan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakkan disebelah kanan.



DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Goldberg, D.E. 2007. Kimia untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Nurhasni; Siregar, Yusraini D.I. 2022. Pedoman Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Putri, Profillia. 2016. Modul Paket Keahlian Kimia KesehatanKementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Subhan. 2013. Kimia Dasar 2. Makassar: Dua Satu Press.

Sulastri; Rahmadani, R.F. 2017. Kimia Dasar I. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.


EVALUASI POST PRAKTIKUM

1. Sebutkan ciri-ciri terjadinya suatu reaksi kimia!
    Jawab:
    a. Terjadinya perubahan warna
    b. Terjadinya perubahan suhu
    c. Terbentuknya gelembung gas
    d. Terbentuknya suatu endapan
    f.  Emisi cahaya 

2. Sebutkan jenis reaksi yang terjadi dan tentukan persamaan reaksinya secara lengkap dan setarakan        koefisien reaksinya! 
    Jawab:
    a. Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2 (reaksi pergantian tunggal)

    b. Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2 (reaksi pergantian tunggal)

    c. Cu(s) + HCl(aq) tidak ada reaksi yang terjadi

    d. 3Cu(s) + 8HNO3(aq) 3Cu(NO3)2 + 2NO(g) + 4H2O(l) (reaksi penetralan)

    e. AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3 (reaksi pengendapan)

    f. CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g) (reaksi penetralan)

    g. H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + 2H2O(l) (reaksi penetralan)

    h. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) (reaksi penetralan)

    i. CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) Na2SO4(aq) + Cu(OH)2(s) (reaksi pengendapan)

    j. FeCl3(aq) + 3NaOH(aq) Fe(OH)3(aq) + NaCl(aq) (reaksi pengendapan)

    k. C2H5OH + 3O2 2CO2(g) + 3H2O(l) (reaksi pembakaran)

    l. Na2CO3(aq) + H2SO4(aq) Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g) (reaksi oksidasi)

    m. NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq) (reaksi pengendapan)

    n. NaCl(aq) + KNO3(aq) NaNO3(aq) + KCl(aq) (reaksi penetralan)

    o. 3NaOH(aq) + FeCl3(aq) 3NaCl(aq) + Fe(OH)3(s) (reaksi pengendapan)

    p. CuSO4(aq) + NH4OH(aq) Cu(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq) (reaksi pengendapan)


LAMPIRAN














MSDS (Material Safety Data Sheets)

1.    Magnesium (Mg)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                : Padat

Penampilan                    : putih perak

Bau                                : tidak ada yang dilaporkan

pH                                 : >7 (larutan air)

Tekanan Uap                 : Diabaikan.

Kepadatan Uap             : Diabaikan. Tingkat Penguapan                    : Diabaikan. 

Viskositas                     : Tidak tersedia.

Titik didih                     : 1107,2 derajat C

Titik Pembekuan           : 650 derajat C 

Suhu Dekomposisi        : Tidak tersedia.

Kelarutan                      : Tidak larut dalam air.

Gravitasi                        : 1.74

Rumus Molekul             : Mg

Berat Molekul               : 24,3

Bahaya

Padatan yang mudah terbakar. Air-reaktif. Kontak dengan air melepaskan gas yang sangat mudah terbakar. Dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan. Menghirup asap dapat menyebabkan demam asap logam. Sensitif terhadap udara.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tertelan: Jika korban sadar dan waspada, berikan 2-4 cangkir susu atau air. Dapatkan bantuan medis segera.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

Catatan untuk Dokter: Penggunaan kalsium glukonat sebagai pengobatan penangkal magnesium over dosis harus ditentukan hanya oleh tenaga medis yang berkualifikasi.


2.  Kawat tembaga (Cu)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik : Bubuk

Penampilan                    : merah sampai coklat

Bau                                : tidak ada yang dilaporkan

pH                                 : Tidak tersedia.

Tekanan Uap                 : 1 mm Hg @1628C 

Kepadatan Uap             : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan       : Tidak berlaku.

Viskositas                     : Tidak berlaku.

Titik didih                     : 2595 deg C 

Titik Beku/Leleh           : 1083 deg C 

Suhu Penguraian           : Tidak tersedia.

Kelarutan                      : Tidak larut dalam air.

Berat Jenis                     : 8,92

Rumus Molekul             : Cu

Berat Molekul               : 63,54

Bahaya

Mata: Menyebabkan iritasi mata.

Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Dapat menyebabkan perubahan warna kulit.

Tertelan: Menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Inhalasi: Debu mengiritasi saluran pernapasan. Menghirup asap dapat menyebabkan demam asap logam, yang ditandai dengan gejala seperti flu dengan rasa logam, demam, menggigil, batuk, lemas, nyeri dada, nyeri otot, dan peningkatan jumlah sel darah putih.

Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.

Penanganan

Mata: Bilas mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Bilas kulit dengan banyak air setidaknya selama 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang atau berlanjut.

Tertelan: Dapatkan bantuan medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

Catatan untuk Dokter: Individu dengan penyakit Wilson lebih rentan terhadap keracunan tembaga kroni.

3.  Aluminium (Al)

Sifat Fisika dan Kimia

Bentuk                           : serbuk

Warna                            : metalik 

Titik lebur/titik beku          : 660,37 °C

Titik didih awal             : 2.460 °C

 Kerapatan                      : (densitas) relatif

Identifikasi Bahaya

Toksisitas akut, Korosi/iritasi kulit, dan Kerusakan mata serius/iritasi mata

Penanganan

Jika terhirup                                   : hirup udara segar.

Jika kontak dengan kulit               :Tanggalkan   segera  semua  pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.

Jika kontak dengan mata               : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa kontak.

Jika tertelan                                   : beri air minum kepada korban (paling banyak dua      gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.

4.  Asam klorida (HCl)

Keadaan Fisik                                : Cair

Penampilan                                    : jernih, tidak berwarna hingga kuning pucat

Bau                                                : kuat, menyengat

pH                                                  : 0,01

Tekanan Uap                                 : 84 mm Hg @ 20 derajat C Densitas Uap                                 : 1,27 (udara=1)

Laju Penguapan                             : > 1,00 (N-butil asetat) 

Titik didih                                      : 83 derajat C @ 760 mmHg

Titik Beku/ Leleh                           : -66 derajat C

Kelarutan                                       : Larut.

Berat Jenis                                     : 1,19 (38%)

Rumus Molekul                             : HCl.H2O

Berat Molekul                                : 36,46

Bahaya

Mata: Dapat menyebabkan cedera mata ireversibel. Uap atau kabut dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar yang parah. Kontak dengan cairan bersifat korosif pada mata dan menyebabkan luka bakar yang parah. Kulit: Kontak dengan cairan bersifat korosif dan menyebabkan luka bakar dan ulserasi yang parah. Tingkat keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan durasi paparan. Proses menelan: Menyebabkan luka bakar saluran pencernaan yang parah dengan sakit perut, muntah, dan kemungkinan kematian. Dapat menyebabkan korosi dan kerusakan jaringan permanen pada kerongkongan dan saluran pencernaan. Terhirup: Dapat berakibat fatal jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan dengan sakit tenggorokan, batuk, sesak napas dan edema paru yang tertunda. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan. Menyebabkan tindakan korosif pada selaput lendir. Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Paparan berulang dapat menyebabkan erosi gigi. Paparan berulang terhadap uap atau kabut HCl konsentrasi rendah dapat menyebabkan pendarahan pada hidung dan gusi. Bronkitis kronis dan gastritis juga telah dilaporkan.

Penanganan

Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal

15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis. Pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.

5.   Asam nitrat (HNO3)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                                : Cair

Penampilan                                    : bening hingga kuning

Bau                                                : bau menyengat - bau tajam - bau menyesakkan

pH                                                 : 1,0 (0,1M soln)

Tekanan Uap                                 : 51 mm Hg @ 25 derajat C Densitas Uap                                 : 2,17 (udara=1)

Viskositas                                      : 0,761 cps @ 25 deg C

Titik didih                                     : 86 deg C 

Titik beku/lebur                            : -42 deg C

Kelarutan                                       : Larut dalam air.

Berat Jenis                                     : 1,4

Rumus Molekul                             : HNO3

 Berat Molekul                                : 63,01

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Kontak langsung dengan cairan dapat menyebabkan kebutaan atau kerusakan mata permanen. Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan tembus. Asam nitrat pekat mewarnai kulit manusia dengan warna kuning saat kontak. Proses menelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Dapat menyebabkan efek sistemik. Penghirupan: Efek mungkin tertunda. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan. Inhalasi bisa berakibat fatal sebagai akibat dari kejang, peradangan, edema laring dan bronkus, pneumonitis kimia dan edema paru. Aspirasi dapat menyebabkan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistemik. Dapat menyebabkan edema paru akut, asfiksia, pneumonitis kimia, dan obstruksi jalan napas bagian atas yang disebabkan oleh edema. Tergantung pada kondisinya, uap atau asap asam nitrat sebenarnya dapat berupa campuran asam nitrat dan berbagai oksida nitrogen. Komposisi dapat bervariasi dengan suhu, kelembaban, dan kontak dengan bahan organik lainnya. Kronis: Paparan uap asam nitrat konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pneuomonitis dan edema paru yang dapat berakibat fatal. Gejala mungkin atau mungkin tidak tertunda. Paparan terus menerus terhadap uap & kabut asam nitrat dapat menyebabkan bronkitis kronis, & paparan yang lebih parah menyebabkan pneumonitis kimia. Uap & kabut asam nitrat dapat mengikis gigi, terutama mempengaruhi gigi taring & gigi seri.

Penanganan

Mata: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN biarkan korban menggosok mata atau menutup mata. Diperlukan irigasi ekstensif dengan air (setidaknya 30 menit).

Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Hancurkan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Jika korban sadar dan waspada, berikan 2-4 cangkir susu atau air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri. Dapatkan bantuan medis segera.

Inhalasi:Dapatkan bantuan medis segera. Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. JANGAN gunakan resusitasi mulut ke mulut. Jika pernapasan telah berhenti, lakukan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan alat mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.

6.   Asam sulfat (H2SO4)

Sifat Fisika dan Kimia

Rumus kimia                                 : H2SO4

Berat Molekul                               : 98,07

Keadaan Fisik                                : Cair

Penampilan                                    : berminyak - bening tidak berwarna hingga kuning

Bau                                                : tidak berbau

pH                                                 : 0,3 (larutan 1N)

Tekanan Uap                                 : < 0,001 mm Hg @ 20 derajat C Kepadatan Uap                              : 3,38 (udara = 1)

Tingkat Penguapan                       : Lebih lambat dari eter. Viskositas                                     : 21 mPas @ 25 C

Titik didih                                     : 290 - 338 derajat C

Titik Pembekuan/Leleh                : 10 derajat C

Suhu Dekomposisi                        : 340 derajat C

Kelarutan                                     : Larut dengan banyak panas

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar mata yang parah. Dapat menyebabkan cedera mata ireversibel. Dapat menyebabkan kebutaan.

Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Tingkat keparahan cedera tergantung pada konsentrasi larutan dan durasi paparan.

Tertelan: Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan.

Terhirup: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dengan rasa sakit terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, mengi, sesak napas dan edema paru. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.

Kronis: Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Inhalasi yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan mimisan, hidung tersumbat, nyeri dada dan bronkitis. Kontak mata yang lama atau berulang dapat menyebabkan konjungtivitis. Efek mungkin tertunda. Pekerja yang terpapar kabut asam sulfat secara kronis dapat menunjukkan berbagai lesi pada kulit, trakeobronkitis, stomatitis, konjungtivitis, atau gastritis. Paparan di tempat kerja terhadap kabut asam anorganik kuat yang mengandung asam sulfat bersifat karsinogenik bagi manusia.

Penanganan

Mata: Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan: Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup: bahan RACUN. Jika terhirup, segera dapatkan bantuan medis. Pindahkan korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.

7.   Ethanol (C2H5OH)

Rumus kimia                 : C2H5OH

Massa molar                  : 46.069 g/mol

Penampilan                    : Cairan tidak berwarna

Densitas                        : 0.8 g/cm3

Titik didih                     : 78.5oC

Titik leleh                      : -114.1oC

Titik nyala                     : 12.8oC (55oF)

pH                                 : 7 pada 10 g/l pada 20oC

Kelarutan                      : 1000.0 mg/mL dalam air

Viskositas                      : 1.074 mPa.s pada 25oC

Bahaya Flammable, irritant

Penanganan

Terkena mata : bilas dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata. Lepas lensa kontak. Terkena kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Terhirup : segera hirup udara segar. Tertelan : segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.


8.  Natrium hidroksida (NaOH)

Sifat fisika dan Kimia

Keadaan Fisik               : Padat

Penampilan                    : putih

Bau                                : Tidak berbau

pH                                 : 14 (5% aq soln)

Tekanan Uap                 : 1 mm Hg pada739 derajat C

Kepadatan Uap             : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan       : Tidak tersedia.

Viskositas                      : Tidak tersedia.

Titik didih                     : 1390 derajat C pada 760 mmHg

Titik Pembekuan/Leleh : 318 derajat C

Suhu Dekomposisi        : Tidak tersedia.

Kelarutan                      : Larut.

Gravitasi/Kepadatan Spesifik : 2,13 g/cm3

Berat Molekul          : 40

Identifikasi Bahaya

Menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan dan pernafasan. Higroskopis (menyerap kelembaban dari udara).

Mata : Menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan kebutaan. Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea.

Kulit : Menyebabkan kulit terbakar. Dapat menyebabkan borok kulit yang dalam dan tembus.

Tertelan : Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan. Menyebabkan sakit parah, mual, muntah, diare, dan syok.

Inhalasi : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru. Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma. Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan.

Kronis : Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis. Efek mungkin tertunda.

Pertolongan Pertama

Mata : Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit : Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan : Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

Mata : Jika terjadi kontak, segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit : Jika terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.

Tertelan : Jika tertelan, JANGAN dimuntahkan. Dapatkan bantuan medis segera. Jika korban sadar penuh, berikan segelas air. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri.

Terhirup : Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

9.    Natrium karbonat (Na2CO3)

Sifat fisika dan Kimia

Keadaan Fisik               : Bubuk

Penampilan                    : putih

Bau                                : tidak berbau

pH                                 : Tidak tersedia.

Tekanan Uap                 : Tidak tersedia.

Kepadatan Uap             : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan       : Tidak tersedia.

Viskositas                      : Tidak tersedia.

Titik didih                     : 1600 derajat C pada 760 mmHg

Titik Leleh                    : 851 derajat C

Suhu Dekomposisi        : Tidak tersedia.

Kelarutan                      : 22 g/100mL (20 °C)

Gravitasi / Kepadatan Spesifik   : 2.53

Berat Molekul               : 105,99

Identifikasi Bahaya

Mata: Menyebabkan iritasi mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata).

Kulit: Menyebabkan iritasi kulit. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit. Tertelan: Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Mungkin berbahaya jika tertelan.

Terhirup: Berbahaya jika terhirup. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.

Kronis: Efek reproduksi yang merugikan telah dilaporkan pada hewan.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

 

10.   Perak nitrat (AgNO3)

Sifat Kimia dan Fisika

Keadaan Fisik                             : Padat

Penampilan                                 : putih

Bau                                             : tidak berbau

pH                                               : ~ 6

Tekanan Uap                          : Tidak tersedia.

Kepadatan Uap                          : Tidak tersedia.

Tingkat Penguapan                    : Tidak tersedia.

Viskositas                                   : Tidak tersedia.

Titik didih                                   : 433 derajat C 

Titik Pembekuan/Leleh               : 212 derajat C

Suhu Dekomposisi                      : 440 derajat C Kelarutan                                     : Larut.

Gravitasi / Kepadatan Spesifik   : 4,35

Rumus Molekul                          : AgNO3

Berat Molekul                             : 169,87

BAHAYA

Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata.

Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit.

Tertelan: Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Mungkin berbahaya jika tertelan. Menelan garam perak terlarut dapat menyebabkan argyria, ditandai dengan pigmentasi biru-abu-abu permanen pada kulit, selaput lendir, dan mata. Dosis mematikan bagi manusia adalah 2 gram atau sekitar 28,6 mg/kg.

Penghirupan: Menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma.

Kronis: Dapat menyebabkan methemoglobinemia

Menghirup atau menelan garam perak secara kronis dapat menyebabkan argyria.

PENANGANAN

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Dapatkan bantuan medis. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Tertelan: Dapatkan bantuan medis segera. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.

Catatan untuk Dokter: Rawat sesuai gejala dan suportif.

11.   Tembaga (II) sulfat (CuSO4)

Sifat Kimia dan Fisika

Nama Produk                              : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat Berat Molekul                                       : 249.6 g/mol

Bentuk                                        : padat

Warna                                         : biru

Bau                                             : Tak berbau

Ambang Bau                               : Tidak berlaku

pH                                               : 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C

Titik lebur                                   : 147 °C

Densitas                                     : 2,284 g/cm3 pada 20 °C

Kerapatan (den-sitas)                : relatif Tidak tersedia informasi.

 Kelarutan                                   : dalam air 317 g/l pada 20 °C

BAHAYA

Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan kerusakan mata yang serius. Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

PENANGANAN

Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.

Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Segera hubungi dokter.

Bila terjadi kontak kulit    : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.

Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak. Setelah tertelan: segera

beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.


12.  Amonium hidroksida (NH4OH)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                            : Cair

Penampilan                                 : jernih, tidak berwarna

Bau                                             : bau menyengat - seperti amonia

pH                                               : 13,6

Tekanan Uap                              : 557 mm Hg @ 21 derajat C Densitas Uap                              : 0,59 (udara=1)

Titik didih                                   : 27 derajat C Titik Beku/ Leleh                                : -69 derajat C Kelarutan                                    : Larut.

Berat Jenis                                  : 0,89 

Rumus Molekul                          : NH4OH

Berat Molekul                                   : 35,04

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata). Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit. Tertelan: Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Menyebabkan penyempitan tenggorokan, muntah, kejang, dan syok. Inhalasi: Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan. Toksik jika terhirup. Dapat menyebabkan gagal jantung dan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat. Kronis: Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Eksperimen laboratorium telah menghasilkan efek mutagenik. Paparan kronis dapat menyebabkan efek darah. Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan tumor.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi pusat kendali racun.

Inhalasi:Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. KECEPATAN ADALAH PENTING, DAPATKAN BANTUAN MEDIS SEGERA. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.

 

13.  Kalsium karbonat (CaCO3)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                             : Padat

Penampilan                                 : putih

Bau                                             : tidak berbau

pH                                               : 8-9 (larutan)

Titik Pembekuan /Leleh             : 825 derajat C

Suhu Dekomposisi                     : 825 derajat C

Kelarutan                                    : Sedikit larut dalam air.

Kepadatan                                  : 2.7-2.9

Rumus Molekul                          : CaCO3

Berat Molekul                                   : 100.09

Bahaya

Mata                   : Menyebabkan iritasi mata.

Kulit                   : Dapat menyebabkan iritasi kulit.

Tertelan              :Tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi  gastrointestinal. Diharapkan menjadi bahaya konsumsi yang rendah.

Penghirupan       : Bahaya rendah untuk penanganan industri biasa. Inhalasi yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pernapasan ringan.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali    angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang atau berlanjut.

Tertelan: Dapatkan bantuan medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.


14. Tembaga (II) sulfat (CuSO4)

Sifat Kimia dan Fisika

Nama Produk                              : Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat Berat Molekul                                       : 249.6 g/mol

Bentuk                                        : padat

Warna                                         : biru

Bau                                             : Tak berbau

Ambang Bau                               : Tidak berlaku

pH                                               : 3,5 - 4,5 pada 50 g/l 20 °C

Titik lebur                                   : 147 °C

Densitas                                     : 2,284 g/cm3 pada 20 °C

Kerapatan (den-sitas)                : relatif Tidak tersedia informasi.

 Kelarutan                                   : dalam air 317 g/l pada 20 °C

BAHAYA

Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan kerusakan mata yang serius. Sangat toksik pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang.

PENANGANAN

Saran umum Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.

Setelah terhirup : hirup udara segar.Jika napas terhenti: berikan napas buatan mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin. Segera hubungi dokter.

Bila terjadi kontak kulit    : bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter mata.

Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak. Setelah tertelan: segera

beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak). Periksakan ke dokter.


15.  Amonium hidroksida (NH4OH)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                            : Cair

Penampilan                                 : jernih, tidak berwarna

Bau                                             : bau menyengat - seperti amonia

pH                                               : 13,6

Tekanan Uap                              : 557 mm Hg @ 21 derajat C Densitas Uap                              : 0,59 (udara=1)

Titik didih                                   : 27 derajat C Titik Beku/ Leleh                                : -69 derajat C Kelarutan                                    : Larut.

Berat Jenis                                  : 0,89 

Rumus Molekul                          : NH4OH

Berat Molekul                                   : 35,04

Bahaya

Mata: Menyebabkan luka bakar pada mata. Lachrymator (zat yang meningkatkan aliran air mata). Kulit: Menyebabkan kulit terbakar. Mungkin berbahaya jika diserap melalui kulit. Tertelan: Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan luka bakar pada saluran pencernaan. Menyebabkan penyempitan tenggorokan, muntah, kejang, dan syok. Inhalasi: Menyebabkan luka bakar kimia pada saluran pernapasan. Toksik jika terhirup. Dapat menyebabkan gagal jantung dan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistem saraf pusat. Kronis: Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Eksperimen laboratorium telah menghasilkan efek mutagenik. Paparan kronis dapat menyebabkan efek darah. Penelitian pada hewan telah melaporkan perkembangan tumor.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis segera.

Kulit: Dapatkan bantuan medis segera. Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi.

Tertelan: Jangan memaksakan muntah. Dapatkan bantuan medis segera. Hubungi pusat kendali racun.

Inhalasi:Hapus dari paparan dan pindahkan ke udara segar segera. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. KECEPATAN ADALAH PENTING, DAPATKAN BANTUAN MEDIS SEGERA. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut jika korban menelan atau menghirup zat tersebut; menginduksi pernapasan buatan dengan bantuan masker saku yang dilengkapi dengan katup satu arah atau perangkat medis pernapasan lain yang sesuai.

 

16.   Kalsium karbonat (CaCO3)

Sifat Fisika dan Kimia

Keadaan Fisik                             : Padat

Penampilan                                 : putih

Bau                                             : tidak berbau

pH                                               : 8-9 (larutan)

Titik Pembekuan /Leleh             : 825 derajat C

Suhu Dekomposisi                     : 825 derajat C

Kelarutan                                    : Sedikit larut dalam air.

Kepadatan                                  : 2.7-2.9

Rumus Molekul                          : CaCO3

Berat Molekul                                   : 100.09

Bahaya

Mata                   : Menyebabkan iritasi mata.

Kulit                   : Dapat menyebabkan iritasi kulit.

Tertelan              :Tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi  gastrointestinal. Diharapkan menjadi bahaya konsumsi yang rendah.

Penghirupan       : Bahaya rendah untuk penanganan industri biasa. Inhalasi yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pernapasan ringan.

Penanganan

Mata: Segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, sesekali    angkat kelopak mata atas dan bawah. Dapatkan bantuan medis.

Kulit: Segera basuh kulit dengan banyak air selama minimal 15 menit sambil melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan bantuan medis jika iritasi berkembang atau berlanjut.

Tertelan: Dapatkan bantuan medis. JANGAN menginduksi muntah. Jika sadar dan waspada, bilas mulut dan minum 2-4 cangkir susu atau air.

Penghirupan: Jauhkan dari paparan dan segera pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis jika batuk atau gejala lain muncul.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A1 PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR A2: LARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN